Pilkada Belu 2020, Nai Buti: Janji 7,5 Juta dan Miliki Lahan Pemerintah itu "Omong Kosong"

Atambua, GerbangNTT. Com
- Upaya Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Belu bersama tim sukses untuk meraih simpati dan dukungan masyarakat Belu di Pilkada Belu 2020 semakin gencar dilakukan dengan berbagai cara baik melalui kampanye visi, misi dan program juga sosialisasi sosok kandidat secara personal dengan harapan dapat didukung masyarakat untuk memimpin Kabupaten Belu nantinya.

Belakangan merebak dan beredar isu adanya pihak tertentu yang mendatangi masyarakat meminta kumpul KTP dan dijanjikan akan diberikan bantuan sebesar Rp. 7,5 juta jika bersedia memilih Paket Calon tertentu.

Selain itu, kepada Warga Pejuang Eks Timor-Timur (Warga Belu Baru) yang masih berdomisili di lahan pemerintah juga dijanjikan akan memiliki lahan tersebut menjadi hak milik jika mendukung dan memilih Paket calon tertentu di Pilkada Belu 9 Desember 2020 nanti.

Menanggapi itu, Anggota DPRD Belu asal Partai Gerindra, Marthen Nai Buti menegaskan bahwa janji bantuan berupa uang tunai sebesar Rp. 7,5 juta itu tidak ada.

"Hari ini mau Pilkada ada lagi upaya pembohongan yang mau dilakukan beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab. Orang datang kumpul KTP mau terima 7,5 juta sudah terima atau belum? Tanya Nai Buti lalu dijawab warga bahwa belum saat Kampanye Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Belu, Willybrodus Lay-JT Ose Luan di Karantina-Haliwen, Lesupu, Kelurahan Manumutin, Sabtu (14/11/2020).

"Kami sudah tanya ke Bank, ke Dinas Sosial, Dinas Koperasi Kabupaten Belu Kepala Dinas sudah sampaikan di Media, bahwa tidak ada program seperti itu," sambung Nai Buti.

Nai Buti yang adalah Anggota DPRD Belu dua periode itu juga menegaskan bahwa, janji kepada Warga Pejuang Eks Timor-Timur (Warga Belu Baru) yang masih berdomisili di lahan pemerintah akan memiliki lahan tersebut menjadi hak milik jika mendukung dan memilih Paket calon tertentu di Pilkada Belu 9 Desember 2020 nanti juga "omong kosong" (tipu atau bohong red).

"Sekitar satu tahun lebih yang lalu ada janji dari orang-orang tidak bertanggungjawab katanya mau datang ukur tanah, kampling untuk dimiliki sebagai hak milik. Tanah ini sertifikat kalian sudah terima atau belum? Yang bisa dilakukan oleh Pemda Belu saat ini hanya dua, pertama memberikan jaminan bahwa sepanjang belum ada solusi yang permanen kalian tetap tinggal di sini sampai kapanpun. Kedua, kalau saatnya mau kekuar, harus ada jaminan lokasi dan perumahan yang layak sudah tersedia baru bisa keluar dari lokasi ini. Kalau ada pihak yang janji bahwa tanah ini menjadi milik kalian itu omong kosong," tandas Nai Buti disambut tepuk tangan meriah warga pendukung Sahabat yang hadir.

Politisi partai pimpinan Prabowo Subianto ini menjekaskan bahwa, lokasi ini (Karantina-Haliwen) adalah tanah milik pemerimtah dan merupakan aset Dinas Peternakan Propinsi NTT juga merupakan wilayah yang berdasarkan RTRW tidak bisa menjadi lokasi pemukiman, ini akan menjadi kawasan hijau bagi Kota Atambua dan sekitarnya.

"Jadi jangan kita saling membohongi, rakyat itu sudah susah, rakyat warga eks timor-timur 1999 selama ini sudah menderita. Jangan karena kepentingan sesaat, jangan karena kepentingan tokoh-tokoh yang dengan kepentingan-kepentingan pribadinya masih mau membohongi," katanya.

Nai Buti juga mengajak warga belu baru di wilayah tersebut untuk tidak terpengaruh dengan pemimpin yang hari ini mau jadi bupati datang bicara bahwa bupati selama ini buat apa saja dan tidak lihat kalian.

"Persoalan warga eks timor-timur di Kabupaten Belu bukan menjadi tanggungjawab penuh Pemerintah Kabupaten Belu  tetapi persoalan Indonesia, persoalan dunia," pungkasnya.

Hadir dalam kampanye Paket Sahabat yang berlangsung meriah itu, Calon Bupati dan Wakil Bupati Belu, Willybrodus Lay-JT Ose Luan, Isteri tercinta calon Bupati, Ny. Lidwina Viviawati Ng. Lay, sejumlah Anggota DPRD Belu asal Parpol pengusung dan tim kampanye Paket Sahabat.

[No/G-Ntt]

Lebih baru Lebih lama