Bangunan Jembatan Perbatasan 37 Milyar di Belu Tak Selesai Dikerjakan

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Pembangunan jembatan perbatasan di Haliwen-Weautu yang menghubungkan Haliwen, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak dengan Desa Sadi dan Desa Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Timor Barat, Perbatasan RI-RDTL tak selesai dikerjakan.

Dari papan informasi diketahui waktu pelaksanaan jembatan perbatasan dengan total anggaran 37 milyar lebih itu (Rp. 37.075.944.000) jangka waktu pelaksanaannya selama 300 hari kalender terhitung sejak tanggal 2 Maret 2017 lalu hingga sekarang struktur jembatan masih belum rampung dipasang.

Proyek milyaran yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 tersebut merupakan milik Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi NTT dan dikerjakan oleh PT. Tarawesi Arta Mega-PT. Win Alam Abadi.

Belum selesainya bangunan jembatan perbatasan tersebut disebabkan oleh alat launcher (peluncur) yang digunakan untuk memasang rangka bangunan itu terseret banjir.
"Keterlambatan dikarenakan banjir pertama di sungai talau itu tanggal 24 nopember 2017 sehingga alat launcher tersapu oleh banjir," ungkap PPK 4.6 Pembangunan Jembatan Perbatasan, Fahrudin ketika dikonfirmasi gerbangntt.com melalui pesan WhatsAppnya, Minggu (18/03/2018) malam.

Dikatakan Fahrudin, keterlambatan pengerjaan jembatan itu karena selain alat launcher yang digunakan untuk memasang rangka bangunan itu terseret banjir pada November 2017 lalu, juga kembali diseret banjir Januari 2018 lalu saat pemasangan balok bentang terakhir.

"Kemudian pada saat kita akan laksanakan pemasangan balok bentang terakhir di bulan januari tersapu banjir yang ke 2, itu tanggal 28 januari 2018," katanya.

Akibat banjir yang menghambat proses pengerjaan jembatan perbatasan ini jelas Fahrudin, pihaknya akan mengubah metode pelaksanaan pemasangan struktur jembatan yang awalnya dengan metode launcher perancah menjadi launcher truss.

"Sehingga kami rubah metode pelaksanaan yang awal menjadi launcher truss. Metode awal menggunakan launcher dengan perancah," imbuhnya.

Saat ini Fahrudin menuturkan, pihaknya tengah menyekesaikan pembangunan jembatan itu yang diupayakan akan selesai pada akhir maret ini.

"Pemasangan balok bentang trakhir. Pengerjaan diselesaikan sampai akhir maret ini," tuturnya.

Ketika disinggung terkait adendum (denda) akibat keterlambatan dalam menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut sesuai kalender kerja, Fahrudin membenarkannya dan akan memenuhinya.

"Betul, kita pake Peraturan Menteri Keuangan, belum tau berapa. Itu belum kita hitung tergantung selesainya proyek," kata Fahrudin.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama