Jaga Keutuhan NKRI, Kemhan RI Sosialisasi Bela Negara di Tapal Batas RI-RDTL.

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Kementerian Pertahanan RI menggelar sosialisasi bela negara bagi masyarakat perbatasan di Kabupaten Belu, Timor Barat, Perbatasan RI-RDTL, Rabu (29/11/2017).

Kegiatan sosialisasi dalam rangka  mendukung program pengamanan dan pemberdayaan wilayah pertahanan kawasan perbatasan negara yang berlangsung di Aula SDK Wilaian Dusun Likubauk, Desa Tohe Leten, Kecamatan Raihat tersebut diikuti ratusan warga perbatasan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten II Setda Belu, Yeremias Kali Taek, Kasdim 1605/Belu Mayor Inf.Binsar Pasaribu, Kaban Kesbangpol Belu, Dominikus Mali, Dan Sub Detasemen Pom IX/1-3 Atambua Lettu Cpm. Anggoro, Danki Brimob Atambua Iptu Riski Farisky, Camat Raihat Yulius Seran, Kepala Desa Tohe Leten Yonas Engelbert Tallok, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan undangan lainnya.

Kabag Luhkum Biro Hukum Kemhan Kolonel Chk Widarsono sebagai salah satu narasumber memaparkan, sebagai masyarakat yang berada di daerah perbatasan khususnya di perbatasan RI-RDTL jangan terpengaruh dengan negara lain.

Dijelaskan, bela negara sebagai salah stau strategi pertahanan negara karena dalam bela negara tercantum cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pancasila sebagai ideologi negara dan rela berkorban untuk bangsa dan negara.

"Kita harus menyadari akan kebesaran Indonesia karena bangsa ini sudah teruji oleh sejarah, bisa tetap berdiri kokoh bersatu. Untuk itu kita harus bersyukur karena kita tetap bersatu dalam bingkai NKRI yang berbhineka Tunggal Ika," ujarnya.

Sementara itu, Kolonel Ctp Iman Prasetya yang juga sebagai narasumber pada kesempatan itu mengemukakan bahwa daerah perbatasan berfungsi sebagai daerah fronteir yang artinya merupakan daerah terdepan untuk mempengaruhi pengaruh-pengaruh kita kepada negara lain.

"Kita jangan main-main dengan perbatasan kita, karena perbatasan kita itu ibarat pagar rumah kita yang dimana kita harus menjaganya dari negara lain yang akan merusaknya," tukasnya.

Prasetya menuturkan, isu kawasan perbatasan yang sering terjadi adalah ketidakjelasan batas teritorial, pengelolaan SDA yang tak terkendali seperti pembalakan hutan.

"Termasuk perdagangan lintas batas dan kegiatan penyelundupan, human traffiking, ketertinggalan pembangunan dan masih belum berkembangnya produk unggulan untuk mendorong perkembangan ekonomi lokal," terang Prasetya.

Selain itu masalah lain tambah Prasetya seperti terorisme lintas batas, penyebaran dan kualitas penduduk yang tidak merata, rendahnya kualitas SDM baik dibidang pendidikan maupun kesehatan menjadi ancaman terbesar di wilayah perbatasan.

Untuk itu warga perbatasan harap Prasetya harus memiliki kemampuan awal bela negara, memiliki jiwa yang tangguh, disiplin, ulet, bekerja keras, menghargai orang lain, cinta damai dan senantiasa membela kebenaran.

"Taat pada hukum yang dibuat oleh negara, terus tumbuhkan cinta tanah air, bangga sebagai warga negara indonesia, yakin dan pegang teguh ideologi pancasila dan turut serta berbuat yang terbaik dalam lingkungan masyarkat," imbuhnya.

Untuk diketahui, selain sosialisasi bela negara, Kemenhan RI juga menggelar sosialisasi kesadaran hukum dan bakti kesehatan bagi warga perbatasan.


[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama