Bangun Perbatasan, Prosperity dan Security Harus Seimbang.

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Pembangunan daerah perbatasan harus terus di lakukan karena daerah perbatasan mempunyai peran yang sangat penting dan juga selalu rentang terhadap masuknya pengaruh negatif baik dari segi politik, ekonomi dan
budaya yang menjadi tameng pertahanan dan keamanan negara.

Menyangkut kedaulatan harga diri dan bangsa Indonesia, maka pembangunan perlu dilaksanakan secara komprensif dalam arti tidak hanya melalui pendekatan kesejahteraan (prosperity) tetapi dilakukan juga dengan pendekatan keamanan (security).

Demikian Kasubag Kebijakan Strategis Kemenhan RI, Kolonel Inf. Dwi Lestiyono dalam sambutannya pada kegiatan Bakti Kesehatan dalam rangka mendukung program pengamanan dan pemberdayaan wilayah pertahanan kawasan perbatasan negara yang di gelar Kemenhan RI di Desa Tohe Leten, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, Timor Barat, Perbatasan RI-RDRL, Rabu (29/11/2017).

"Dalam menangani perbatasan ini ada dua hal sangat penting yaitu security dan prosperity (kesejahteraan) harus seimbang. Sehingga pertahanan di perbatasan akan tercapai," ujarnya.

Dijelaskan Kolonel Dwi, dari sudut pertahanan dan keamanan sangat  mempengaruhi kedaulatan negara baik hubungan Internasional dan keamanan dalam negeri.

"Demikian pula dari sudut pandang sosial dan ekonomi karena menjadi potensi kawasan strategis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat perekonomian di daerah perbatasan," tukas Dwi.

Kemenhan RI tambah Kolonel Dwi berharap, keseriusan dan komitmen pemerintah pusat, provinsi maupun Kabupaten termasuk seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan daerah perbatasan sebagai garda terdepan bangsa Indonesia.
Sebelumnya, Asisten II Setda Belu Yeremias Kali Taek dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan mengatakan Kabupaten Belu sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste perlu mendapat perhatian khusus dibidang keamanan.

Pemerintah Kabupaten Belu kata Yerem sangat berterimakasih kepada kementrian Pertahanan RI atas kepeduliannya dan keterlibatannya dalam menggelar bakti kesehatan, penyuluhan hukum dan pengawasan pengendalian di Kabupaten Belu sebagai daerah perbatasan.

"Kehadiran TNI-Polri ini bukan pertanda telah munculnya suatu situasi yang kurang aman, namun ini merupakan tugas pokok TNI Polri khususnya dikawasan perbatasan, selain menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan TNI-Polri juga telah terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan di Kabupaten Belu ini dengan berbagai program salah satunya kegiatan yang sedang berlangsung saat ini," ujarnya.

Dirinya mengajak seluruh masyarakat turut terlibat dalam kegiatan dan mendukung penuh kegiatan ini.

Terkait hubungan kedua negara (Indonesia dan Timor Leste) di perbatasan khususnya di Kabupaten Belu, sampai dengan saat ini permasalahan antara kedua negara tidak ada karna masih ada hubungan darah antara kedua warga negara, dan apabila hal itu bisa terjadi berarti itu merupakan sebuah kutukan.

"Saya harapkan agar kita tetap menjaga hubungan ini terutama menjaga martabat sebagai bangsa Indonesia, jaga keutuhan NKRI serta setia dan taat kepada Pancasila," ungkasnya.

Untuk diketahui, bakti kesehatahan, Kemenhan RI juga menggelar  sosialisasi kesadaran hukum dan bela bagi warga perbatasan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Tim Ditjakstra Atrahan Kemenhan RI, Tim Ditwilhan Strahan Kemenhan RI, Tim Biro Hukum Strahan Kemenhan RI, Tim Ditkes Kuathan Kemenhan RI, Kasdim 1605/Belu Mayor Inf. Binsar Pasaribu, Kaban Kesbangpol Belu, Dominikus Mali, Dan Sub Detasemen Pom IX/1-3 Atambua Lettu Cpm. Anggoro, Danki Brimob Atambua Iptu Riski Farisky, Camat Raihat Yulius Seran, Kepala Desa Tohe Leten Yonas Engelbert Tallok, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, para guru dan pelajar, ratusan masyarakat setempat dan undangan lainnya.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama