Sedih: Bertahan Hidup dengan Kain Tenun, "Wanita Disabilitas" ini Doakan Sahabat Tetap Pimpin Belu

Atambua, GerbangNTT. Com
- Hampir lima tahun sudah, masa kepemimpinan dan abdi Willybrodus Lay dan JT Ose Luan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Belu menahkodai Kabupaten Belu.

Artinya sebentar lagi masa pengabdian dua sosok rendah hati dan tulus dalam pengabdian untuk membangun Belu yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste ini akan berakhir.

Warga Kabupaten Belu saat ini tengah menggelar pesta demokrasi yang saat ini sedang berlangsung hingga 9 Desember nanti (Pemilu) untuk kembali menentukan apakah dua tokoh yang sangat dekat dengan rakyat akar rumput ini tetap melanjutkan pengabdian mereka, ataukah ada calon pemimpin lain yang akan menggantikannya.

Ya, keputusan ada ditangan setiap atau masing-masing warga Belu yang memiliki hak suara.

Berta Marcal (35)
Berta Marcal (35) salah satu warga Belu yang memiliki keterbatasan fisik karena cacat kaki (disabilitas) masih menaruh harapan penuh Willybrodus Lay-JT Ose Luan yang kembali maju sebagai calon petahana yang terkenal dengan sandi politik Sahabat dapat kembali terpilih untuk memimpin Belu kedepan.

Bukan saja Berta, Ibunda Berta, Isabel Lobato (60) yang adalah warga RT 18E, RW 05 Linkungan Lesupu, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua ini juga mendoakan pasangan Willy Lay-Ose Luan terpilih pada 09 Desember 2020 nanti.

Harapan dan doa kedua wanita Ibu dan Anak yang menetap di Kabupaten Belu karena eksodus pasca jajak pendapat Timor-Timur tahun 1999 lalu itu bukan tanpa alasan.

Berkat Willy Lay-Ose Luan mereka dapat menjual tenun ikat hasil karya mereka untuk bertahan hidup.

Berta Marcal dan Ibundanya Isabel Lobato menuturkan itu, ketika ditemui media ini dikediman mereka yang rewot di wilayah itu, Sabtu (29/11/2020) pagi.

"Saya berdoa Pak Willy bisa naik (terpilih) lagi jadi bupati supaya tetap bantu kami beli kami punya tais (kain tenun) untuk beli beras," kata Berta dengan mata berkaca-kaca penuh linangan air mata diamini Ibundanya Isabel Lobato.

Isabel Lobato (60), Ibunda Berta Marcal
Berta menuturkan, hanya di rezim Sahabat, tenun ikat yang dihasilkan dapat diuangkan. Karena itu, meski memiliki keterbatasan fisik cacat kaki, Berta tak pernah patah semangat untuk menenun.

Ia semangat menenun tak pernah merasa lelah lantaran hasil tenunannya sudah pasti dibeli ketika membawanya ke Dekranasda Belu yang dipimpin Ny. Lidwina Viviawaty Ng Lay yang merupakan Isteri Willy Lay sebagai Bupati.

"Saya duduk tenun tidak capek karena pasti selesai tenun bawa ke Ibu Bupati (Dekranasda) langsung ambil uang. Ibu tidak ada juga ada staf jadi kain yang kita bawa pasti dibeli," ungkap Berta ibunda dua anak itu tertunduk.

Berta mengisahkan ia pernah tak memiliki uang sama sekali, hasil tenunanpun belum selesai tenun.

Ia terpaksa mendatangi tetangga yang memiliki kain tenun lalu mengambilnya untuk membawa ke Dekranasda.

Harapannya, hasil jual kain tenun tetangga pasti akan dapat persen dan saat pulang pasti dapat uang ganti ongkos ojek dari Ibu Vivi.

"Kadang uang tidak ada, saya ambil kain tetangga langsung ke kantor Dekranasda, kalau tutup saya langsung ke rumah jabatan, ke pandopo tunggu Ibu datang. Datang saya langsung omong, Ibu saya tidak ada uang sama sekali, beli kain dulu. Langsung Ibu tanya bawa berapa, empat atau lima lembar langsung beli semua. Ibu juga ganti ongkos ojek," kisah Berta.

"Baru-baru saya telpon mau antar kain, Ibu bilang sekarang kami tidak di rumah jabatan, di rumah Haliren karena Bapak ada cuti kampanye, saya bilang tapi uang tidak cuti, saya mau bawa kain. Ibu langsung minta saya antar kain ke rumah dan beli," sambung Berta.

Berta menambahkan, selama ini hasil tenunan kadang dibawa ke pasar. Tapi tidak laku terjuak karena kadang tidak bagus, bawa ke Timor Leste juga tidak laku, tapi kalau bawa ke Ibu (Dekranasda) langsung beli semua.

[No/G-Ntt]

Lebih baru Lebih lama