Klir, Ini Penjelasan Lengkap Direktur PDAM Belu Terkait Hoax Air Motamoru

Direktur PDAM Kabupaten Belu, Yunius Koi Asa
Atambua, GerbangNTT. Com – Publik Belu khusunya warga kota Atambua digegerkan dengan adanya postingan di Facebook oleh akun Facebook atas nama Sipry Maneikun.

Belum dapat dipastikan, apakah akun ini menggunakan identitas asli atau palsu alias akun palsu. Namun, postingannya menghebohkan netizen serta memantik reaksi publik yang beragam dan terkesan menyudutkan Pemerintah Daerah (Pemda) Belu dalam hal ini PDAM dan Dinas PUPR Belu.

Dalam postingannya di sejumlah group facebook, akun Sipry Maneikun ini menyebutkan bahwa selama ini PDAM Belu mengalirkan air tidak layak pakai dari kali Motamoru di Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu.

Terkait informasi tersebut, Direktur PDAM Belu, Yunianus Koi Asa ketika ditemui di kantornya, Senin siang(31/08/2020) mengungkapkan banyak hal terkait polemik yang sementara berkembang dan terkesan menyudutnya selaku pimpinan PDAM Belu.

Yun begitu akrab dikenal mengakui bahwa  design program SPAM Motamoru  direncanakan tanpa anggaran untuk mengantisipasi kurangnya debit dan pasokan air ke dalam kota Atambua dengan melakukan uji coba pompa air ke Atambua. Karena titik elevasi kali Motamoru dengan kota Atambua selisih 100 meter lebih di atas permukaan laut maka perlu dilakukan uji coba sehingga mesin pompa serta alat lain yang dibutuhkan seperti panel dan kontaktor dan besaran pembangkit arus listrik  yang didatangkan tidak salah dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Uji coba yang dilakukan pada 22 Juli 2020 lalu bertujuan untuk mengetahui secara detail akan kebutuhan sebelum membangun sebuah IPA.

“Tingkat elevasi dari Motamoru ke kota Atambua setingga 110 meter. Itu artinya kita harus mencari head yang lebih besar dari itu, dan untuk mengetahui ini harus melalui uji coba. Nyatanya, selisih ketinggian 110 meter maka kita harus mencari pompa yang headnya 120,” jelas Yun.

Selain itu, karena tekanan air rendah, harus diberikan mesin pompa pendukung atau boster di Manleten. Kebutuhan-kebutuhan ini hanya dapat kita ketahui apabila dilakukan uji coba.

Dalam melakukan uji coba mesin pompa, jelas Yun pihak Dinas PUPR bersama PDAM pernah memasukan air dari kali Motamoru ke dalam bak penampung selama 1 jam. Namun setelah itu, petugas PDAM Belu langsung membuang dan mengeruk bak penampung.

“Setelah dilihat hasil uji coba, air yang kami coba masukan ke bak penampung itu langsung kami buang di gate pembuangan di dekat jemabatan Tenukiik,” terang Yun.

Lebih lanjut, Yunius mengatakan bahwa saat ini pada jaringan tersebut masih menggunakan pipa HDP dimana secara teknis penggunaan pipa HDP tidak diperbolehkan. Tapi karena untuk kepentingan uji coba, sehingga pihaknya menggunakan pipa HDP untuk sementara waktu yang diconnect ke pipa Weoe dan pipa Weoe diconnect ke pipa Kota Oan.

“Air Lahurus, air Molos Oan dan air Weoe pengalirannya langsung tidak melalui bak tapi langsung menuju Tulamalae dengan sistim by–pass. Jadi saat itu dalam keadaan kosong dan murni hanya terisi air dari Motamoru. Setelah itu saya perintahkan untuk tampung satu malam guna besoknya bisa menguras bak lalu air dibuang di gate pembuangan sekalian untuk mencuci bak dan pipa, jadi air seluruhnya yang masuk ke bak saat uji coba dibuang di kali di Tenukiik. Jika ada yang menuding kami alirkan ke masyarakat, tolong dibutktikan karena kami bekerja semua kerja kami terdokumentasi,” tegas Alumnus STFK Ledarero ini.

Dijelaskannya bahwa dalam bekerja pihaknya berpedoman pada regulasi Standar Pedoman Peraiminuman (SPP), yang wajib dilakukan operator PDAM seluruh Indonesia berdasarkan undang-undang, Pemendagri dan pertaturan BP-SPAM dan SOP sebuah program.

Jadi, apabila sebuah proyek IPA atau SPAM selesai dikerjakan dan dilakukan uji coba dan uji laboratorium namun ada hal yang belum sesuai standar regulasi seperti yang disebutkan maka PDAM berwewang untuk tidak mengelola SPAM atau IPA yang dibangun oleh pihak lain.

Sementara, untuk IPA Motamoru, saat ini baru saja diuji coba jadi sangat tidak mungkin IPA tersebut dikelola PDAM Belu.

“Setelah instalasi jaringan dipasang darurat, baru saja dilakukan uji coba. Mereka(PUPR) juga belum serahkan ke PDAM karena itu hanya untuk uji coba dan saya juga tidak mau kelola sebelum diserahkan karena saat audit dari BPK akan jadi temuan karena kepemilikan aset yang belum jelas,” ujarnya.

Saat ini PDAM Belu hanya mengelola SPAM Wematan Tirta, SPAM Lahurus, SPAM IPA Haekrit dan yang keempat adalah SPAM Weoe yang airnya diconnect ke pipa Lahurus. Sementara, karena saat ini jaringan pipa dari SPAM Weoe mulai dari Kota Oan hingga Atambua kosong maka PDAM bersama Dinas PUPR  berani melakukan uji coba. Dan karena jaringan pipa Weoe sudah diserahkan sehingga PDAM berani connect karena  sudah merupakan aset PDAM.

“Karena pipa itu kosong maka kita injeksi tahan disitu dan itu untuk dites. Setelah tes air masuk ke bak lalu kita dituding bahwa selama ini air yang mengalir ke kota Atambua dari pipa kotor sedotan dari kali Motamoru. Itu tidak benar dan sangat hoaks. Karena setelah uji coba selesai, tidak pernah mesin itu hidup,” tandas Yun.

Setelah dilakukan uji coba untuk mengetahui kebutuhan, mesin dan perlengkapan di kali Motamoru akan dibongkar kembali karena saat ini ditaruh disana hanya semata untuk kepentingan uji coba.

Didampingi Kepala Seksi Perencanaan PDAM Belu, Kornelis Nai Kau, Yunius menjelaskan bahwa apabila sudah selesai dilakukan uji coba maka akan dilakukan instalasi ulang untuk membangun SPAM dimana tidak hanya jaringan pipanya saja yang diganti, namun daerah tangkapan air juga akan dipindahkan dari badan sungai. Artinya penampungan air yang akan disedot masuk ke jaringan tidak akan langsung dibangun di dalam sungai.

Setelah sistim SPAM IPA dibangun, langkah selanjutnya yang wajib dilakukan sebelum air dialirkan ke masyarakat adalah melakukan uji coba yang meliputi tes fisik untuk melihat keadaan air, apakah berwarna, berbau dan berasa. Yang kedua, tes kimia untuk memastikan air yang dialirkan tidak terkandung zat kimia yang berbahaya seperti belerang mangan dan zeng.

Tidak hanya itu, untuk memastikan air layak untuk dikonsumsi maka sebelum dialirkan akan dilakukan uji laboratorium Mikro Biologi untuk memastikan agar tidak ada kuman dan bakteri dalam air yang hendak dialirkan kepada pelanggan. Uji Laboratorium biasanya dilakukan di Dinas kesehatan.

Untuk diketahui, terhadap air yang dialirkan dari sejumlah SPAM yang disebutkan di atas, PDAM Belu selalu melakukan pemeriksaan lap secara rutin dan pengurasan bak serta pipa setiap kali sebelum air dialirkan ke pelanggan.

[No/G-Ntt/NTTPost]
Lebih baru Lebih lama