Intip Petani Tomat Corona dan Aneka Hortikultura di Desa Dafala

Kepala Desa Dafala, Leonardus Kehi saat memantau tanaman tomat Corona dan menjelaskan sistem irigasi tetes di lokasi Onuoan
Atambua, GerbangNTT. Com - Desa Dafala, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu mempunyai potensi untuk mengembangkan sektor pertanian holtikultura, khususnya untuk tanaman buah dan sayuran.

Terbukti tanaman lombok, tomat dan tanaman lainnya, bisa tumbuh subur di lahan warga petani Desa tersebut.

Tidak hanya itu, tanaman sayur dan buah yang ada di lahan pekarangan warga pun jika di rawat dengan baik bisa menghasilkan dan berbuah dengan baik di wilayah ini.

Rabu (19/08/2020) sore, Media ini mencoba menelusuri aktivitas petani Desa Dafala yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste itu.

Salah satu lokasi pertanian yang didatangi Media ini terletak di Onuoan, Dusun Buburlaka. Di lokasi Onuoan ini, nampak hamparan seluas hampir 4 hektar telah dipersiapkan petani sebagai area untuk mengembangkan aneka tanaman hortikultura.

Posisi area yang sedikit miring disulap menjadi tiga dataran yakni dataran tinggi, medium dan dataran rendah yang kemudian jika setelah ditanami aneka tanaman hortikulutura dan tumbuh hijau akan menjadi menarik dipandang mata.
Petani tengah menanam bibit tomat Corona di lokasi Onuoan
Saat didatangi Media ini, nampak para petani didampingi langsung Kepala Desa Dafala, Leonardus Kehi, Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Belu, Dominggus Luan dan Pendamping dari PT. Nufarm yang bertugas (mengendalikan hama penyakit), Samso Kase tengah sibuk menanam anakan bibit di bedeng yang sudah siap ditanam.

"Ini yang sudah dan sedang ditanam ini adalah tomat. Jenis bibit tomat yang ditanam adalah varietas Corona, Betavila dan Sinta," kata Kepala Desa Dafala, Leonardus Kehi mewakili para petani saat bincang-bincang dengan Media ini di lokasi.

Hamparan area hampir 4 hektar itu jelas Kades Leonardus tidak saja digunakan untuk kembangkan tomat, tetapi juga tanaman hortikultura lainnya.
Area lahan petani di lokasi Onuoan
"Total luas lahannya 3,8 hektar. Sekarang yang sudah disiapkan untuk tanam tomat 58 are. Tomat yang ditanam kurang lebih 15 ribu pohon. Sisanya rencana akan tanam sayur, cabai, kol, jagung manis dan tanaman horti lainnya," terang Kades diamini Penyuluh dan Pendamping.

Kades menuturkan, Pemerintah Desa Dafala sangat mendukung para petani dengan intervensi anggaran dari ADD untuk mengembangkan aneka tanaman hortikultura di wilayah tersebut.

Selain di lokasi Onuoan, petani Desa Dafala juga tengah mengembangkan 10 ribu tomat varietas Corona dan Betavila di atas lahan seluas 40 are tepatnya di lokasi Kaleikleon, Dusun Dubasa.
Lahan dan Embung yang dipersiapkan Pemda Belu melalui Distan di lokasi Onuoan
"Kalau diluar lokasi ini masih ada 5 hektar yang juga para petani sudah tanam tomat dan ada yang lahannya baru mulai digarap. Semua bibit horti kita yang pengadaan. Termasuk plastik mulsa dan metode penyiraman dengan irigasi tetes menggunakan selang drip yang disusun sedemikian rupa untuk mendistribusikan air ke tanaman," ungkap Kades.

Intervensi pemerintah untuk petani di Desa Dafala tambah Kades, tidak saja dari Pemdes, tetapi juga dari Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Pertanian.

"Pemda melalui Distan membantu petani dengan optimalisasi lahan baik lahan baru maupun lahan yang sudah ada dengan menyiapkan bedeng. Termasuk embung untuk menampung air," tutur Kades.
Rumah bibit program P2L
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Belu, Dominggus Luan menambahkan, petani di lokasi Onuoan mengembangkan tomat varietas Corona karena dianggap bisa mengantisipasi serangan hama penyakit yang kerap muncul pada musim kemarau.

Pasalnya, tanaman tomat corona ini dianggap lebih tahan peyakit dan tidak mudah layu serta berbuah lebat dibandingkan tomat jenis lainnya.

Terkait metode penyiraman dengan irigasi tetes jelas Dominggus digunakan untuk menghemat air dan pupuk.
Kebun tomat Corona di lokasi Kaleikoan
"Karena dia menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar melalui jaringan katup, pipa dan emitor. Ini cocok diterapkan karena kita lahan kering dan kurang air. Jadi sistem irigasi tetes ini sangat tepat karena air dibuang secara lambat, mulai dari tetes demi tetes, namun menyebar akurat sampai ke bagian akar tanaman," terang Dominggus.

Lebih lanjut Dominggus mengatakan, pemerintah pusat juga melalui Kementerian Pertanian membantu petani di Desa Dafala melalui anggaran yang bersumber dari APBN dengan membangun rumah bibit program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) khusus untuk Kelompok Wanita Tani (KWT).
Lahan kosong yang dipersiapkan untuk tanaman tomat Corona di lokasi Kaleioan
"Jadi semua aneka tanaman horti dibibit di rumah bibit. Setelah tumbuh, petani bisa bawa pulang ke rumah masing-masing untuk ditanam cukup di pekarangan rumah," ujarnya.

[No/G-Ntt]
Lebih baru Lebih lama