Berkat Bupati Lay, Warga Belu Budidaya Maek Bako Bisa Biayai Anak Kuliah dan Beli Motor Cash

Gabriel Kali, Warga Desa Nanaet (Foto:MP)
Atambua, GerbangNTT. Com - Program unggulan Bupati Belu, Willybrodus Lay dan Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan di bidang pertanian khususnya program budidaya Porang (Maek Bako) sangat dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

Gabriel Kali (51) warga RT 01, RW 01 Dusun Fatumalakan A, Desa Nanaet, Kecamatan Nanaet Dubesi ketika bincang-bincang dengan media ini di sela-sela kunker Bupati Belu di wilayah tersebut, Kamis (13/08/2020) mengaku sangat bersyukur dengan program Maek Bako tersebut.

Pasalnya, Gabriel yang sebelumnya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia, saat pulang pada tahun 2016 lalu, hingga kini memilih untuk menetap di kampung halamannya dan mulai membudidaya Maek Bako setelah diprogramkan dan dikenalkan oleh Bupati Lay dan Wabup Ose Luan.

Hasilnya, Gabriel menuturkan dirinya bisa membeli satu unit sepeda motor dan bahkan berkat hasil budidaya Maek Bako, dirinya dapat membiayai salah satu anaknya di perguruang tinggi hingga hampir selesai (wisuda).

"Dulu saya kerja di Malaysia, pulang tahun 2016 Pak Bupati bilang tanam Maek jadi saya tanam dan sudah panen dua kali. Saya beli motor cash dari hasi jual Maek. Motor honda Revo. Anak saya juga kuliah di Politeknik Kupang bulan 11 ini mau wisuda, biaya sebagian hanya jual Maek saja," ungkap Gabriel.

Menurut Gabriel, Maek Bako yang dibudidaya dirinya sejak akhir tahun 2016 lalu di atas lahan miliknya seluas dua hektar itu hingga saat ini sudah dua kali panen. Sekali panen dirinya bisa meraup hingga Rp. 30-40 juta.

"Jual untung besar, sejak Pak Bupati kasitau mau tanam, saya cari anakan Maek ini di hutan dan tanam. Tanam pertama, saya cari orang bilang mau kasi makan babi. Sekarang jual harga mahal baru semua mau tanam," tuturnya.

Senada, warga Desa Dubesi, Kecamatan Nanaet Dubesi, Matias Bouk mengatakan, berkat budidaya Maek Bako hasilnya dapat membiayai kedua anaknya hingga menyelesaikan studi di perguruan tinggi.

"Saya tanam Maek ini hasilnya anak saya sudah sarjana dua orang," ungkap Matias.

Matias nenuturkan, dirinya mulai rutin membudidaya Maek Bako sejak dikenalkan Bupati Belu bahwa Maek ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Maek yang dibudidaya tambah Matias di atas lahan miliknya sendiri seluas 1 hektar.

Sementara itu, Sofiana Biken (29) warga RT 01, RW 01, Dusun Wekmotis A, Desa Nanaet, Kecamatan Nanaet Dubesi mengaku ia juga membudidaya Maek Bako namun baru mulai membudidaya tahun lalu.

Pasalnya, banyak warga di Desa Nanaet yang membudidaya Maek Bako sejak dikenalkan Bupati Belu, kebutuhan keluarga tidak begitu sulit.

Namun demikian, Sofiana mengaku saat ia mulai membudidaya Maek Bako, ia kesulitan mendapatkan bibit anakan Maek tersebut.

"Saya dengan suami juga tanam tapi baru mulai tahun lalu 2019. Hanya sekarang Maek ini cari susah. Kami biasa cari sampai di Sohu wilayah Lookeu, batas dengan Timor Leste. Biasanya pagi-pagi kami sudah keluar jalan kaki masuk hutan cari anakan Maek. Dapat baru bawa pulang tanam di kebun. Sekarang anakan ada tapi kita harus beli lagi di mereka yang punya anakan Maek ini. Satu pohon anak harga Rp. 700. Jadi kami tidak bisa beli ya cari di hutan saja," tutur Sofiana.

[No/G-Ntt]

Lebih baru Lebih lama