Maek Bako: Pengakuan Poktan dari Tak Terima hingga Terima Bibit Rusak, Polisi Serius Dalami

Atambua, GerbangNTT. Com - Maek Bako (Porang) adalah salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Belu untuk mensejahterakan masyarakat di bidang pertanian.

Program ini mulai digulirkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sejak tahun 2017-2019 dengan menelan anggaran APBD sebesar hampir 4 milyar.

Namun sayang, program ini berpotensi gagal karena nampak di salah satu lokasi budidaya Maek Bako tepatnya di hutan jati Nenuk tidak begitu banyak tumbuh.

Bahkan ada beberapa kelompok tani (Poktan) yang nama kelompoknya masuk dalam daftar keputusan calon kelompok penerima bibit (tahun 2018) namun hingga saat ini belum menerima bibit Maek Bako tersebut.

Bahkan, ada poktan yang menerima bibit Maek Bako, tetapi tidak dapat dimanfaatkan (ditanam) karena bibit barang yang menelan anggaran Milyaran rupiah itupun banyak yang rusak (busuk).

Sesuai penelusuran media ini Sabtu (07/03/2020), Poktan Sabers yang terletak di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, lahan yang terdaftar di Dinas Pertanian seluas 2 Ha yang akan digunakan untuk budidaya Maek Bako tersebut sepertinya tidak ada.

Ketika bincang-bincang dengan wartawan Media ini,  Ketua Poktan, Pius Mau Kura dan dua anggota Poktan mengaku memang mereka menerima bibit dari Dinas Pertanian.

Namun, bibit itu hampir semua rusak sehingga hanya sedikit yang ditanam.

Poktan yang  beranggotakan 30 orang itu kata mereka tidak semua terima bibit Maek Bako karena sudah rusak (busuk).

"Poktan ada 30 orang tetapi yang lain tidak mau terima karena sudah busuk semua tidak bisa tanam. Dan memang yang lain tidak punya lahan," ungkap Ketua Poktan diamini kedua anggotanya.

Ketua Poktan itu mengaku Poktan yang dipimpinnya saat itu diberikan 20 karung bibit. Ia sendiri saat itu menerima bibit sebanyak empat karung. Namun perkarung hampir semuanya rusak.

"Kami 20 karung, saya sendiri terima 4 karung merah (karung bawang) besar (kurang lebih 100kg) terima dan tanam bulan Januari. 1 karung yang baik hanya 5-6 bibit. Sisanya semua busuk (rusak)," ujarnya.

Disinggung apakah setelah menerima dan menanam bibit Maek Bako ada pengawasan atau sekedar tinjauan lebih lanjut dari Pemerintah, mereka mengaku pihak pemerintah hingga saat ini belum pernah mendatangi lahan Poktan mereka.

"Kami setelah terima tanam sendiri dan ini barang setelah tanam lepas saja. Nanti tumbuh sendiri dan nanti ada bibitnya yang jatuh dan tumbuh sendiri," pungkasnya.

Kendati demikian, Pius berharap program ini tetap berjalan dan jika masih ada bibit Maek Bako dari pemerintah, dapat diberikan kepada Poktan yang dipimpinnya untuk dibudidaya.

Sementara itu, di lokasi lain Poktan Melati di Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak yang terdaftar sebagai Poktan penerima bibit Maek Bako justru sampai saat ini belum mendapatkan bibit Maek Bako tersebut.

Padahal, Poktan Melati terdaftar dalam daftar Poktan pelaksana program tersebut di tahun 2018 untuk dibudidaya di lahan seluas 3 Ha.

Ketua Poktan Melati, Yohanes Leto Dasi membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, Sabtu (07/03/2020) sore.

"Kebetulan saya ada masukan surat juga mau dapat Maek Bako, jatah saya itu 5 Ha. Memang saya masukan persyaratan tapi sampai hari ini, Maek Bako saya tidak terima. Itu sejak tahun 2018, padahal kita juga mau tanam juga, setelah kita siapkan lahan, kita tunggu-tunggu bantuan (bibit) tidak datang," ungkap Yohanes.

Terhadap potensi gagalnya program yang menelan anggaran Milyaran itu, saat ini tengah menjadi sorotan publik dan pihak kepolisian resort (Polres) Belu melalui Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Reskrim juga tengah melakukan pulbaket dan puldata bahkan meminta klarifikasi dari beberapa pihak yang bertanggungjawab terhadap program Maek Bako sejak dua pekan lalu.

Kasat Reskrim Polres Belu, AKP Sepuh Ade Irsyam Siregar yang dikonfirmasi menegaskan saat ini pihaknya masih terus mendalami program Maek Bako yang berpotensi gagal dan terindikasi merugikan uang negara.

"Masih pengumpulan dokumen. Masih belum lengkap. Banyak jadi biarkan kita kerja. Dan kita kerja serius," tandas Kasat Siregar melalui pesan WhatsAppnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Gerardus Mbulu yang juga dikonfirmasi secara terpisah terkait adanya Poktan yang tidak menerima atau menerima bibit Maek Bako tapi rusak, hingga berita ini diturunkan belum merespon.

[No/G-Ntt]
Lebih baru Lebih lama