PM Timor Leste Mundur, Pengamat: Konsekuensi Pemerintah Parlementer

Kupang, GerbangNTT. Com - Taur Matan Ruak menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri Timor Leste pada Selasa (25/02/2020).

Keputusan pengunduran dirinya dilakukan setelah partai pendukungnya menyatakan bubar.

Taur menuturkan telah mengajukan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Fransisco Guterres (Lu Olo).

Terhadap pengunduran Taur Matan Ruak, Pengamat segi tiga (Segi3) Indonesia-Timor Leste-Australia (S3-ITLA), Florencio Mario Vieira menilai hal itu merupakan konsekuensi politik dari sebuah pemerintahan dengan sistem parlementer.

"Iya, ini adalah konsekuensi politik dari sistem pemerintahan parlementer," kata Mario Vieira ketika dikonfirmasi melalui telepon selularnya," Rabu (26/02/2020) malam.

Mario Viera mengemukakan bahwa, PM Taur Matan Ruak harus mundur karena Koalisi Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP) bubar.

Menurut Mario, pembentukan koalisi baru oleh Xanana Gusmao yang mayoritas akan memimpin parlemen, tidak akan mengakomodir Partai Pembebasan Rakyat (PLP) pimpinan Taur Matan Ruak.

"Jadi Taur Matan Ruak pahami itu, dan memilih mundur adalah sebuah keniscayaan agar koalisi baru dapat menunjuk PM baru sehingga kabinet baru segera terbentuk lalu roda pemerintahan berjalan kembali, dan yang terpenting semua sesuai proses dengan konstitusi," tuturnya

"Tetapi ada masalah penting yang akan dihadapi oleh kabinet baru karena pasti terjadi tarik menarik posisi menteri," sambungnya.

Namun demikian, Mario berharap agar persoalan politik di dalam negeri Timor Leste dengan pengunduran diri PM TaurMatan Ruak, segera terselesaikan.

"Kita harapkan agar ada solusi yang baik dalam menyelesaikan persoalan politik di Timor Leste,. Jika kondisi politik tidak stabil, maka pemerintah tidak akan berjalan efektif dan membawa dampak buruk terhadap perekonomian di negara yang baru merdeka pada 2002 itu," tutup Mario.

Untuk diketahui, Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak dilaporkan mengajukan pengunduran diri ke Presiden Francisco Guterres setelah partai koalisi yang mendukungnya di parlemen, AMP bubar.

Matan Ruak, atau yang dikenal dengan sebutan Jose Maria de Vasconcelos itu, sempat menjabat sebagai Presiden ke-3 Timor Leste untuk periode 2012-2017.

Satu tahun setelahnya, ia terpilih menjadi Perdana Menteri ke-7 di bawah kepemimpinan Presiden Francisco “Lu Olo” Guterres pada 2018.

Saat mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri Timor Leste, Taur Matan Ruak tergabung dalam koalisi Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP), yang menguasai lebih dari setengah suara legislatif di parlemen.

Koalisi itu, di antaranya terdiri dari Partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) dan Partai Pembebasan Rakyat (PLP).

[No/Ant/G-Ntt]
Lebih baru Lebih lama