Penanggulangan Peredaran Narkoba di Perbatasan RI-RDTL Butuh Sinergitas

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Penanggulangan peredaran Narkoba di wilayah perbatasan RI-RDTL khususnya di Kabupaten Belu, Timor Barat harus menjadi perhatian bersama semua instansi terkait yang ada di wilayah tersebut.

Pasalnya, wilayah perbatasan RI-RDTL sangat luas dan sulit untuk dijangkau menjadi sangat rentan terhadap peredaran narkoba, sehingga disini dibutuhkan adanya sinergitas.

Kepala Kantor Bea Cukai Atambua, Tribuana Wetangterah mengatakan hal itu dalam focus group discussion (FGD) yang digelar Lembaga Peduli Masyarakat Timor Indonesia (LPMTI) bekerjasama dengan Bea Cukai Atambua dan Pena Batas RI-RDTL di aula Kantor Bea Cukai Atambua, Senin (25/06/2018). 

Dijelaskan Tribuana, letak perbatasan yang terdiri dari jalur laut dan darat menjadi kondisi yang memiliki potensi kerawanan peredaran narkoba.

"Kondisi dan letak perbatasan kita ini perlu menjadi perhatian bersama untuk diantisipasi peredaran narkoba," ujarnya.

Tribuana menganjurkan FGD senantiasa dilakukan karena sangat bermanfaat dalam saling bertukar pikiran dan kerja sama dalam penanggulangan peredaran narkoba di wilayah perbatasan.

"Kegiatan sebagai langkah awal yang baik, untuk bersama-sama mencari solusi dan terpenting terbangunnya sinergitas dalam memberantas peredaran narkoba di perbatasan RI-RDTL," pintanya.

Sementara itu, Koordinator Komunitas Perbatasan 17, Alex H menilai wilayah Perbatasan RI-RDTL sangat rentan dengan masalah peredaran narkoba.

Menurutnya, kerentanan timbul karena tingkat kehidupan ekonomi masyarakat dan pendidikan warga perbatasan masih dibawah rata-rata.

"Tingkat ekonomi dan pendidikan warga perbatasan dapat mempengaruhi daya masyarakat dalam peredaran narkoba. Memang, masalah narkoba belum sering terjadi di daerah perbatasan. Akan tetapi, masyarakat begitu rentan dalam peredaran narkoba. Situasi rentan sangat memungkinkan warga terlibat dalam masalah narkoba. Kondisi ini terjadi seiring dengan arus keluar-masuk barang," pungkasnya.

Untuk diketahui, FGD yang dipandu reporter Victory News, Mans Nahak  diikuti peserta yang berasal dari semua elemen yakni pelajar, pemuda, tokoh perempuan, tokoh agama, lembaga sosial masyarakat, organisasi kepemudaan seperti PMKRI Atambua, GMNI Cabang Atambua dan Pemuda Katolik Kabupaten Belu.

Sementara para narasumber hadir dari berbagai instansi yakni Bea Cukai, Imigrasi, BNPP, Karantina Kesehatan, BNN Kabupaten Belu, Kesbangpol Kabupaten Belu, Kodim 1605/Belu, Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur dan Polres Belu.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama