Uji Coba, Petani Giat Makmur Panen 10 Ton Jagung Hibrida di Belu

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Kelompok Tani Giat Makmur berhasil panen jagung sebanyak 10 ton diatas lahan uji coba 1,5 Hektar (Ha) yang terletak di Dusun Hakrit, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Timor Barat, Selasa (06/03/2018).

Panen jagung jenis hibrida tongkol satu itu dihadiri Dandim 1605/Belu, Letkol Czi I Gusti Putu Dwika, Ketua Kelompok Tani Giat Makmur juga pemilik lahan, Ramos Tae Bere, Pemodal dan Marketing, Aci Ivon Sulayman, pengolah Hj. Suwardi, PPL, Babinsa dan anggota kelompok tani lainnya.

Ketua Kelompok Tani Giat Makmur yang juga pemilik lahan, Ramos Tae Bere di sela-sela panen jagung mengatakan hasil panen saat ini adalah uji coba yang sebelumnya tidak diduga hasilnya akan seperti ini.

Pasalnya, lahan ini sebelumnya tidak digunakan untuk bercocok tanam karena sesuai perkiraan tidak akan ada hasil.

"Kita tidak menduga, karena perkiraan kita tidak ada hasil. Tapi setelah kita coba, ternyata diluar dugaan," kata Ramos akrab disapa.

Menurutnya, dari hasil ubinan yang dilakukan, rata-rata produktivitas jagung jenis hibrida di lahan miliknya yang ditanam sejak awal Desember 2017 lalu itu mencapai 7,5 ton per hektar.

"Ini kita masih uji coba jadi kita baru siapkan lahan 1,5 Ha. Hasilnya 1 Ha 7,5 ton dan lahan ini 1,5 Ha jadi diperkirakan mencapai 10 ton," ungkap Ramos.

Ramos menuturkan, kedepan pihaknya akan menyiapkan lahan mencapai 30 Ha untuk budi daya jenis jagung hibrida ini termasuk varietas unggulan lain karena lahan di areal tersebut mampu menghasilkan produktivitas yang cukup tinggi jika diolah secara modern.

"Kawasan ini sebagai karya kami untuk memberikan contoh nyata bagi petani lainnya. Jika budidaya jagung dilakukan secara modern, hasilnya ternyata luar biasa. Semoga kawasan ini bisa menjadi karya percontohan bagi petani lainnya untuk tetap semangat berkarya di bidang pertanian," tuturnya.

Terkait proses panen menggunakan mesin, Ramos mengaku tahapan pemanenan ini menjadi satu dikerjakan oleh mesin pemanen yakni mulai pembabatan, pengumpulan, pemisahan buah dari batang dan kulit (klobot), kemudian masuk keproses selep sehingga keluar sudah menjadi pipilan.

"Mesin pemanen jagung melakukan itu semua dengan satu langkah ,bandingkan dengan cara konvesional yang membutuhkan waktu yang lama, tenaga yang banyak, otomatis biaya juga banyak.Panen  menggunakan mesin pemanen jagung maka dapat lebih mudah dan efisien," katanya.

Dandim 1605/Belu, Letkol Czi I Gusti Putu Dwika mengatakan, hasil ini merupakan contoh dan memberi motivasi kepada petani lain.

Dikatakan Dandim Dwika, Kedepan Kodim akan bekerjasama membantu masyarakat mengolah lahan tidur yang tujuannya bisa memberi manfaat kepada masyarakat Belu.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama