Kekerasan Perempuan dan Anak di TTU Makin Marak

GerbangNTT. Com, KEFAMENANU - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Timor Barat makin marak.

Berdasarkan data di Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten TTU, pada tahun 2017 lalu terdapat 171, sementara untuk tahun 2018 ini belum rampung.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten TTU, Yosefina Konda mengatakan hal itu kepada Media ini saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (09/03/2018).

“Data yang berhasil di himpun dari tingkat Polsek maupun Polres, pada tahun 2017 terdapat 171 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sedangkan untuk data 2018 masih kita rampungkan lagi,” jelas Kadis Yosefina.

Dari sejumlah kasus yang ada, jelas Yosefina kasus yang paling dominan adalah kekerasan seksual, selebihnya kekerasan dalam rumah tanggga (KDRT) dan penelantaran.

Menurut Yosefina, untuk kasus kekerasan seksual berdasarkan data yang dimilikinya, antara pelaku dan korban kebanyakan masih memiliki hubungan darah atau masih berkeluarga.

Bahkan tak sekedar hubungan darah saja tetapi juga ada yang berstatus ayah dan anak kandung, paman, ayah tiri maupun sepupu yang tinggal serumah dengan korban.

“Pelaku kebanyakan ayah kandung atau ayah tiri. Pokoknya orang dekat, seperti yang terjadi di Kelurahan Maubeli atau di Oebubun beberapa waktu lalu,” ungkap Yosefina.

Lebih lanjut Yosefina mengemukakan saat ini sudah ada 57 kasus yang sudah ditanganinya dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Sedangkan yang lainnya ditangani oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak. Sementara itu ada beberapa kasus lagi yang diselesaikan secara kekeluargaan.

Ditanya upaya pencegahan yang dilakukan, Yosefina mengatakan pihaknya sering turun hingga ke desa-desa dan sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisi agar perempuan dan anak berani untuk melaporkan ke pihak berwajib apabila menjadi korban kekerasan baik itu kekerasan seksual maupun KDRT dan lain sebagainya.

“Kita sudah sering turun sosialisasi. Selain itu kita juga ada dapat bantuan mobil dan motor keliling dari pemerintah pusat, sehingga kalau ada kasus kita dengan mudah turun untuk menjemput korban, baik untuk perawatan maupun penanganan hukum,” imbuhnya.

[g-ntt/cm]
Lebih baru Lebih lama