Bahkan, bangunan gedung dengan menggunakan anggaran 3M lebih dari APBN tahun anggaran 2017 lalu dan dibangun pada pertengahan bulan November 2017 tersebut sebagian bangunannya nyaris rubuh.
Demikian informasi yang diperoleh media ini dari sejumlah warga Nualain di Atambua, Rabu (28/02/2018).
"Puskesmasnya hampir jatuh (rubuh), sudah retak dan plafon juga sudah bolong," ungkap salah seorang warga yang enggan namanya diberitakan.
Padahal tambah warga tersebut gedung itu baru selesai dibangun dan menggunakan anggaran milyaran.
Ia berharap ada perhatian pemerintah untuk memperbaikinya sehingga dapat memperlancar dan menjamin kenyamanan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
Namun demikian, Kadis Theresia membantah bangunan gedung Puskesmas nyaris rubuh.
"Ini tadi tim baru pulang juga, kalau rubuh tidak," kata Kadis Kesehatan.
Dijelaskan Kadis Theresia, pembangunan Puskesmas tersebut masih dalam pemeliharaan dan pihak kontraktor akan memperbaiki kerusakan yang ada.
"Memang ini masih masa pemeliharaan dan kontraktor sudah buat pernyataan diatas materai untuk memperbaiki," imbuhnya.
Informasi yang dihimpun Media ini, pembangunan gedung Puskesmas Nualain adalah salah satu dari delapan Puskesmas di Kabupaten Belu yang mendapat alokasi anggaran sebagai puskesmas perbatasan.
Adapun alokasi anggaran yang digunakan untuk membangun gedung tersebut sebesar Rp 3,6 milyar dan dikerjakan oleh PT. PCM.
Untuk diketahui, Kabupaten Belu mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 71 miliar lebih pada tahun 2017 lalu untuk pembangunan delapan puskesmas perbatasan.
Puskesmas perbatasan yang dibangun diantaranya Puskesmas Haekesak di Kecamatan Raihat, Puskesmas Weluli di Kecamatan Lamaknen, Puskesmas Nualain di Kecamatan Lamaknen Selatan, Puskesmas Webora di Kecamatan Raimanuk, Puskesmas Laktutus di Kecamatan Nanaet Duabesi, Puskesmas Haliwen di Kecamatan Kakuluk Mesak, Puskesmas Wedomu dan Puskesmas Silawan di Kecamatan Tasifeto Timur.
[g-ntt/mp]
