Pembangunan Monumen yang tepatnya berada di Mako Satgas Pamtas tersebut dibangun bukan saja sebagai tanda mata, tetapi lebih dari itu adalah merupakan seruan kepada masyarakat Kabupaten Belu sebagai masyarakat Perbatasan untuk tetap menjaga Indonesia agar tetap kuat dan kokoh di Perbatasan.
Demikian Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonif Raider 712/Wt, Letkol Elvino Yudha Kurniawan kepada wartawan di Mako Satgas Sesekoe, Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Selasa (16/01/2018).
Dikatakan, pembangunan Monumen tersebut dibangun untuk mempertegas citra sebagai masyarakat perbatasan untuk menjaga keutuhan NKRI.
"Ini adalah alat pemersatu bangsa dan negara kita, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI," ujar Dansatgas.
Masyarakat Kabupaten Belu yang ada di perbatasan tambah Elvino akan kokoh, kuat dan bersatu apabila selalu mengikuti pedoman dari empat pilar bangsa ini.
"Jadi ini tidak hanya di Kabupaten Belu tetapi untuk Nasional," sambung Elvino.
Lebih lanjut Elvino menuturkan, Monumen Empat Pilar itu akan menjadi salah satu ikon obyek wisata baru bagi warga di perbatasan.
“Ini salah satu yang kami tinggalkan, mudah-mudahan bisa bermanfaat, bisa untuk selfi kalau warga yang kepingin mengabadikannya," pinta Elvino.
Pantauan gerbangntt.com, Monumen Empat Pilar Bangsa yang dibangun oleh prajurit Satgas Pamtas Yonif Raider 712/Wt sektor timur tersebut tertera sejarah perumusan Pancasila, sejarah perjalanan UUD 1945, sejarah Semboyan Bhineka Tunggal Ika dan sejarah terpilihnya nama NKRI.
Selain itu nampak kolom yang dibiarkan kosong dan kolom yang sudah tertera nama satuan TNI yang pernah bertugas sebagai Satgas Pamtas RI-RDTL dari masa ke masa.
[g-ntt/mp]
