Direktur RSUD Atambua: ODHA Bayar Jasa Pemeriksaan Laboratorium

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Pasien Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) membayar biaya jasa pemeriksaan laboratorium. Sedangkan kalau untuk pemberian obat paket dilakukan secara gratis jika ada rujukan dari Puskesmas atau menggunakan BPJS.

Hal ini dikemukakan Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua, drg. Ansila Eka Mutty kepada wartawan di Atambua, Rabu (10/012018).

Dirinya membantah pasien ODHA membayar beban biaya pelayanan kesehatan.

"Saya tidak katakan ODHA wajib membayar. Saya tidak pastikan seperti itu. Kita cari jalan keluarnya sama-sama," ujarnya.

ODHA jelas Ansila perlu membayar biaya jika ada sakit lanjutan dan pemeriksaan laboratorium.

"Kalau pasien ODHA misalnya hanya mengambil obat paket itu tidak boleh ada pungutan. Kalau ada sakit lanjutan, seperti sesak, harus pemeriksaan laboratorium ini perlu dibicarakan dengan pihak Dinkes bagaimana solusinya terhadap orang seperti ini? Karena seandainya kami di RS mau gratis terus bagaimana dengan reken dan segala macam bagaimana? Kalau nanti Dinkes bilang kita tanggung bersama ya bisa. Ini yang kita masih cari jalan keluarnya," imbuh Ansila.

Menurut Ansila, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk tanggungan beban biaya pelayanan kesehatan. Apakah ditanggung pemerintah daerah atau pemerintah pusat melalui BPJS Kesehatan.

"Yang akan dilakukan adalah koordinasi dengan dinas, karena ada pasien yang tidak mampu membayar iuran BPJS Kesehatan supaya pelayanan kesehatan ditanggung pemerintah demi kelancaran pelayanan kesehatan," tuturnya.

Ketika disinggung mengenai aturan Kemenkes terkait pengobatan gratis bagi ODHA, Ia mengaku belum mengetahui aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal gratis tidaknya biaya pelayanan kesehatan ODHA.

"Kalau ada aturan Kemenkes, tolong tunjukkan kepada saya. Karena yang gratis itu pasien ODHA membawa rujukan Dinas Kesehatan atau memiliki BPJS," pungkasnya.

Selanjutnya tambah Ansila, pihaknya juga melakukan tindakan-tindakan kemanusiaan lain, sehingga pemberitaan media jangan seolah-seolah bahwa rumah sakit bersemangat memungut biaya dari pasien ODHA.

Diberitakan sebelumnya, pasien Orang Dengan HIV/AIDS di Kabupaten Belu, Timor Barat sesalkan pelayanan kesehatan di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua terhadap mereka.

Pasalnya, para ODHA merasa biaya pengobatan sangat memberatkan dan yang membuat mereka lebih menyesal adalah meski mereka sudah bayar tapi tidak pernah mendapat tindakan medis dari dokter setiap kali mereka berobat di Rumah Sakit tersebut.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama