Aktivis ODHA: Di RSUD Atambua, ODHA Berobat Tak Dipungut Biaya Lagi

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Aktivis pasien Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Kabupaten Belu, Yusak Bau Mali mengapresiasi bantuan Media yang telah memberitakan keluhan pasien ODHA terkait pungutan biaya ketika berobat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua.

Apresiasi tersebut lantaran, melalui pemberitaan selama ini sehingga pasien ODHA Belu yang berobat di RSUD Atambua tidak lagi di pungut biaya.

"Terima kasih untuk Media, sekarang tidak ada lagi pungutan untuk pengambilan obat," ungkap Yusak kepada gerbangntt.com di Atambua, Kamis (11/01/2018).

Yusak mengaku, biaya pungutan sebesar 35ribu rupiah yang selama ini diwajibkan kepada pasien ODHA untuk membayar setiap kali berobat di RSUD tersebut tidak dipungut lagi.

Ia juga menyampaikan terimaksih kepada Pemda Belu dan RSUD Atambua yang telah mengambil kebijakan agar biaya pengobatan bagi ODHA di Kabupaten Belu di tiadakan.

"Atas nama teman-teman ODHA menyampaikan terima kasih banyak kepada pemerintah. Karena kalau kami bayar, terus terang kami keberatan," ujarnya.

Dirinya berharap agar kebijakan tanpa pungutan biaya kepada pasien ODHA ini tetap berlaku kedepan dan untuk selama-lamanya.

Sebelumnya, Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua drg. Ansila Eka Mutty mengatakan, dari penjelasan dokter dan petugas yang bertugas di bagian VCT, diketahui bahwa pasien ODHA yang mengeluhkan pembayaran saat berobat itu memang tidak membawa rujukan dari puskesmas sehingga harus membayar karena dihitung sebagai pasien umum.

Dikatakannya, hasil klarifikasi kepada Dokter Andre yang bertugas di VCT diketahui bahwa pelayanan pada saat pasian ODHA selalu siap. Hanya saja mungkin terjadi miskomunikasi.

“Jadi belajar dari ini, saya juga tidak mengatakan kami yang salah atau tapi kita mencari jalan keluar atas apa yang diberitakan. Beberapa waktu lalu, saya membuat kebijakan bahwa setiap pasien yang dirujuk dari luar, selama ini orang-orang yang melalui loket akan terkena pembayaran,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, Untuk pasien ODHA tidak tercover dalam kebijakannya maka ke depan bagi pasien ODHA yang hanya datang mengambil obat program, tidak perlu lagi melalui loket dan mendaftar di sana.

“Saya buat kebijakan bahwa semua pasien ODHA yang hanya mengambil obat program, tidak usah singgah loket, langsung ke VCT ambil obat dan pulang. Saat dia menghadap dan dilihat ada sakit ikutan misalnya, lemas, batuk, tawarkan kepada dia untuk diperiksa. Kalau misalkan kalau mau gratiskan, kita belum bisa pastikan. Tanya mereka punya BPJS, kalau punya mereka harus bawa rujukan supaya kita bisa claim,” jelas drg. Ansilla.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama