Bupati Lay Kukuhkan Pengurus P2TP2A Belu.

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Bupati Belu, Willybrodus Lay mengukuhkan pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Belu.

Pengukuhan pengurus P2TP2A Kabupaten Belu yang dipimpin Ny. Viviawati Ng Lay itu berlangsung di Aula kantor PPSE Keuskupan Atambua, Kamis (14/12/2017).

Bupati Lay dalam sambutannya mengemukakan tugas pemberdayaan perempuan dan anak merupakan panggilan hidup yang perlu dijalankan dengan tanggung jawab penuh pengorbanan.

Menurutnya, lembaga ini merupakan perpanjangan tangan pemerintah dan kepengurusannya adalah orang-orang hebat yang datang dari berbagai latar belakang, sehingga perlu menghayati tugas dan panggilan dalam pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan terhadap perempuan dan anak.

"Ini panggilan hidup untuk kita berbagi. Panggilan hidup kita sebagai pengurus P2TP2A bisa bernilai, jika hidup kita diabadikan dan berguna bagi orang lain," kata Lay.

Lembaga ini lanjut Lay hadir pertama di Kabupaten Belu di tengah kehidupan masyarakat Belu yang memiliki masalah hidup yang kompleks.

"Kita perlu berbuat sesuatu untuk orang lain terutama orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti korban kekerasan dan perdagangan manusia," lanjut Bupati Lay.

Bupati Lay menuturkan tidak perlu melakukan hal-hal besar. Akan tetapi, lakukan hal-hal kecil dengan tanggung jawab dan penuh pengorbanan.

"Kita harus mulai dari yang kecil di dalam keluarga untuk memberikan teladan bagi orang lain," pungkas Bupati.

Sementara itu, Ketua P2TP2A, Ny Viviawati Ng Lay dalam sambutannya mengatakan tugas yang dipercayakan kepada dirinya merupakan amanah yang akan dilaksanakan dengan tanggung jawab, tulus dan penuh cinta kasih.

"Tugas pemberdayaan perempuan dan anak merupakan panggilan kemanusiaan, karena tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik," ujar Vivi zapaan karibnya.

Menurut Vivi, masih banyak masalah yang menimpa kaum perempuan dan anak di antaranya kekerasan dalam rumah tangga dan human trafficking yang masih cukup tinggi. Kondisi ini membutuhkan komitmen dan pengorbanan dalam melaksanakan tugas.

"Kita harus bekerja keras, karena masih banyak kaum perempuan dan anak yang mengalami kekerasan," tuturnya.

Penanganan kasus kekerasaan perempuan dan anak tambah Vivi perlu didasarkan pada rasa cinta dan rasa memiliki terhadap perempuan dan masa depan anak.

"Tanpa rasa memiliki, upaya kita belum tentu bernilai," pintanya.

Ia berharap peran dan tanggung jawab semua pihak dalam upaya penanganan, perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak sebagaimana masalah kekerasaan perempuan dan anak merupakan masalah yang kompleks.

[g-ntt/mp]

Lebih baru Lebih lama