Lantik Panwascam, Ini Pesan Ketua Bawaslu Belu.

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Sebanyak 36 Anggota Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Panwascam) SeKabupaten Belu untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Tahun 2018, Pemilu Legilatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 resmi di lantik oleh Ketua Bawaslu Kabupaten Belu, Andreas Parera, Minggu (12/11/2017) sore.

Acara pelantikan dan pengambilan sumpah para Panwascam yang berlangsung di Aula gedung Emaus-Nenuk, Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu tersebut dihadiri jajaran Bawaslu Belu, Kepala Kesbangpol Kabupaten Beu, Drs. Dominikus Mali, pejabat yang mewakili Polres Belu AKP Hendrik Nahak, Rohaniwan Katolik dan Protestan.

Ketua Bawaslu Belu, Andreas Parera dalam sambutannya mengemukakan, setelah melalui penrjuangan yang panjang, dengan berbagai macam upaya akhirnya dari 147 org yang melamar, hari ini terpilih dan dilantik 36 orang putra-putri terbaik pengawas pemilu di kecamatan sekabupaten Belu.

"Selamat buat teman-teman sudah berjuang sampai titik ini. Tapi jangan lupa perjuangan belum selesai, bahkan perjuangan baru di mulai ketika teman-teman mulai mengangkat sumpah," ujar Andre.

Dijelaskan Andre, mulai bulan depan, menjelang penetapan calon Gubernur NTT Tahun 2018 dan setelah itu masuk Pileg dan Pilpres 2019 Warna dan nuansa kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita akan berubah-berubah.

Warna dan nuansa kehidupan kita akan menjadi bernuasan politis, gegala macam acara kenegaraan akan berbauh politis.

"Pesta atau acara-acara seperti sambut baru dan ulang tahunan semua akan berwarna politis. Dalam situasi seperti itu Panwas harus hadir dengan nuansa yang berbeda. Warna yang hadir harus berbeda dengan warna politis," pesan Andre.

Andre Menuturkan, Pengawas pemilu harus hadir dengan warna netralitas, independensi, integritas pribadi dan profesionalitas.

"Pengawas pemilu harus hadir dengan warna tersendiri. Warna yang tentu tidak boleh bercampur dengan warna politis," tuturnya.

Lebih lanjut Andre mengatakan dalam setiap pemilu, netralitas dan independensi penyelenggara Pemilu akan menjadi sorotan oleh semua pihak. Untuk itu dirinya berharap agar tetap jaga integritas pribadi dan bekerja profesional.

"Teman-teman sudah dilantik, sudah mengangkat sumpah, selamat berjuang, jaga netralitas, jaga independensi, jaga integritas pribadi dan bekerjalah secara profesional. Bekerja sesuai regulasi yang ada bukan atas dasar suka atau tidak suka ataupun mendukung, berpihak atau tidak berpihak," pintanya.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kabupaten Belu, Drs. Dominikus Mali dalam sambutannya mewakili Bupati Belu, Wilybrodus Lay mengatakan, setiap event politik itu pemerintah wajib hadir dan berperan di sana. Harapan pemerintah agar input dan output  dari pemilu ini sungguh berkualitas.

"Semua orang mengharapkan agar pemilu ini jangan hanya ceremoni agenda nasional. Tetapi suatu yang dinilai sebagai kegiatan yang bermanfaat, bernilai dan berkualitas," ungkapnya.

Menurut Mali, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam pengawasan pemilu khususnya Pilkada NTT 2018 nanti.

"Perlu diawasi penduduk peserta pemilu yang belum berKTP Elektronik, waspadai dan awasi kampanye hitam ataupun negatif baik lewat media sosial, elektronik, media cetak, isu SARA dan politik uang," beber Mali.

Belajar dari pengalaman tambah Mali, kita berusaha memperbaiki pemilihan, tahun depan kita Pilkada Gubernur NTT sudah mulai prosesnya dan akan dilanjutkan dengan Pelihan Legislatif dan Presiden-Wapres.

Pemerintah Belu mengharapkan, Panwaslu dapat membantu pemerintah untuk menegakkan dan mengejar kualitas politik dan demokrasi.

Laksanakan tugas pengawasan pemilu dengan baik, saat ini bakal calon Gubernur NTT sudah mulai bermunculan atau beredera tetapi isu SARA sudah mulai beredar pula jadi tugas kalian sangat berat. Pemkab Belu sebagai Kabupaten Sahabat menghimbau kepada teman-teman pelaksana pemilu, jaga persahabat dan persaudaraan dalam pertandingan pilitik," pintanya.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama