Kritik Penyelundupan Moge Harley Davidson, Udayana Boys Juarai Lomba Grafitti.

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Peserta lomba grafitti Udayana Boys keluar sebagai Juara I lomba grafiti yang digelar Persatuan Wartawan Perbatasan (Pena Batas) RI-RDTL.

Udayana Boys ditetapkan sebagai Juara I oleh juri lomba graffiti Romo Patrisius Sixtus Bere dan Ricky Anyan di gedung Betelalenok, Kamis (09/11/2017) lantaran mengkritisi kasus penyelundupan Motor Gede (Moge) Harley Davidson yang dituangkan melalui grafitti.

Grafiti ini mengkritisi soal isu penyelundupan motor Harley Davidson yang marak dibahas di media, baik lokal maupun nasional akhir-akhir ini. Namun isu ini seakan meredup dari mata media, entah karena kesibukan atau pun alasan lainnya. Namun yang pasti, isu ini sempat membuat heboh masyarakat kabupaten Belu pada umumnya.

"Komunitas Udayana Boys mengangkat kembali isu ini kepermukaan melalui seni jalanan yang dituangkan lewat grafiti. Kekuatan kritik dalam gambar dibuat dengan menggambarkan orang yang sedang mengendarai motor Harley. Background dari gambar tersebut adalah tugu pancasila yang berada di tengah-tengah kota Atambua mau menyatakan keberadaan motor tersebut di Kabupaten Belu," ujar Romo Sixtus dalam arahannya saat mengumumkan pemenang lomba grafitti.
Di bawah gambar tersebut jelas Romo Sixtus digambar bendera dari tiga negara yaitu Australia, Indonesia, dan Timor Leste. Ketiga bendera tersebut mau menegaskan Kabupaten Belu sebagai daerah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia.

"Di depan sorotan lampu motor Harley ditulis "STOP Penyelundupan". Kritik mereka jelas. Mereka tidak ingin negara dirugikan oleh sekelompok orang yang ingin mengambil keuntungan besar dengan merugikan negara," pungkasnya.

Romo Sixtus menuturkan, pada gambar ini ketegasan menolak penyelundupan di tuangkan dengan warna merah yang dibatasi warna hitam pada tulisan "STOP Penyelundupan". Diakhir dari semua gambar tersebut, warna abu-abu menjadi dominan background yang mau menceritakan tentang ketidakjelasan penyelesaian masalah penyelundupan moge tersebut.

"Penyelundupan Moge yang saat ini marak diperbincangkan menjadi sebuah intuisi bagi Udayana Boys dalam menuangkan idenya melalui grafiti mereka. Mereka mampu mengangkat kembali ingatan para awak media dan masyarakat umum tentang kasus penyelundupan yang hampir hilang. Mereka adalah kaum muda yang menolak lupa," terang Romo Sixtus.
Alasan-Alasan ini tambah Romo Sixtus menjadi pertimbangan Kami juri untuk menempatkan Lukisan kritik sosial motor gede (Udayana Boys) sebagai Juara I Lomba Grafiti yang diselenggarakan oleh Pena Batas RI-RDTL.

Sementara itu juara II diraih Repanation Team dengan mempopulerkan Tenun Ikat sebagai keunikan dan kekhasan budaya Belu dalam karya grafitti mereka dan juara III diperoleh Arema Team dengan mengangkat gambar berseri yang bertemakan Atambua saat ini yang dilukiskan seorang aktivis atau orang yang mewakili kaum idealis menginginkan Kabupaten Belu sebagai sebuah kabupaten yang bebas dari korupsi dan pungli dengan tulisan "Belu Maju, Hindari Korupsi dan Pungli".

Untuk juara favorit diraih Geovani bocah SD kelas VI dengan gambar tokoh atau pemimpin Nasional dan Kabupaten Belu saat ini (Presiden-Wakil Presiden RI dan Bupati-Wakil Bupati Belu).

Hadir dalam kegiatan dengan Tema Sumbang Gagas Membangun Rai Belu ini, Sekda Belu, Pejabat Kajari Belu, Pejabat Polres Belu, Direktur LPP Belu TV, perwakilan OPD Pariwisata, P dan K, Dispora, Kades Silawan, para Juri serta para peserta lomba graffiti dan karya tulis.

[g-ntt/rock/mp]
Lebih baru Lebih lama