Sumpah Pemuda ke-89: Likurai Berdendang di Fulan Fehan dan Sabet Rekor MURI.

 GerbangNTT. Com, ATAMBUA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu memperingati hari Sumpah Pemuda kali ini lain dan berlangsung semarak dengan yang dilakukan sebelumnya.

Hari sumpah pemuda yang ke-89 ini diperingati Pemkab dan masyarakat Belu, Sabtu (28/10/2017) dengan menampilkan tarian Likurai yang di gelar di obyek wisata alam padang sabana Fulan Fehan Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Belu, Timor Barat, Perbatasan RI-RDTL.

Likurai yang didendangkan kolaborasi 6000 penari pelajar dan pemuda asal Kabupaten Belu, Malaka, TTU dan Timor Leste di lereng bukit Fulan Fehan itu begitu menarik untuk disimak.
Para wanita dan anak-anak menari sambil mendendang atau menabuh tihar (Kendang Kecil) seakan membakar semangat perang.

Para pria menari sambil membawa pedang dan seketika muncul pasukan berkuda dari balik bukit seolah mengejar musuh di bawah.

Meski bibawah terik sengatnya matahari, Likurai yang merupakan tarian Perang asal Kabupaten Belu itu mampu dimainkan sempurna dan menghipnotis ribuan penonton.
Tarian kolasal itu berhasil menyabet penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) karena dilakukan 6000 orang penari.

Hadir menyaksikan langsung tarian kolosal Likurai ini Mendagri Tjahyo Kumolo, Anggota DPR RI, Herman Hery, Danrem 161/Ws Kupang, Bupati Belu Willybrodus Lay, Bupati Maliana, Konsulat Timor Leste dan ribuan warga.

Bupati Belu, Wily Lay kepada Media ini mengapresi para penari yang telah mempertontonkan tarian Likurai dengan sempurna dan dapat meraih penghargaan MURI.

“Saya tidak buat rekor, yang buat rekor penarinya. Kita (Pemerintah) memfasilitasi, kita tidak pernah berpikir terjadi atau pecahkan rekor. Yang kita berpikir hanya bagaimana mengangkat budaya local kepentas yang lebih baik,” katanya.

Dirinya mengaku sangat terharu dan mengajak untuk masyarakat Belu harus merasa bangga dengan budaya yang dimiliki.

“Saya tadi air mata jatuh, jadi saya tidak bisa melukiskan dengan kata-kata. Ini luar biasa, saya terharu sekali. Mereka berlatih begitu semangat, dan tadi tampil niscaya sempurna. Mari kita bangga dengan kita punya budaya sebagai masyarakat belu, masyarakat perbatasan, masyarakat Indonesia,” pintanya.

Sementara itu, Anggota DPR RI asal NTT, Herman Hery mengatakan Festival Fulan Fehan ini bukan saja sebagai peringatan sumpah pemuda, tetapi bagian memperlihatkan dan mempertontonkan kejayaan Indonesia di beranda nepan NKRI.

“Ini merupakan wujud komitmen masyarakat dan pemerintah Belu bahwa harga diri bangsa yaitu NKRI sedang kita pertontonkan kepada semua pihak bahkan dunia internasional,” tuturnya.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama