Excavator: Bantu Olah Lahan Gratis, Warga Tasbar Kesal DPRD Belu Protes

Salah satu kolam dari 32 kolam ikan di Desa Bakustulama
Atambua, GerbangNTT. Com - Excavator bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk Kelompok Tani Nelayan St. Stella Maris Atapupu melalui Pemda Belu tahun 2016 lalu yang menjadi polemik akhir-akhir ini ternyata selama ini dirasa sangat membantu masyarakat petani yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Belu.

Warga petani yang merasakan manfaat excavator tersebut diantaranya termasuk warga tani di dua Desa yakni Desa Tukuneno dan Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu.

Pasalnya, berkat excavator itu, lahan milik para petani di wilayah tersebut dapat diolah secara gratis untuk dapat dimanfaatkan dalam bercocok tanam.

Tidak saja untuk olah lahan kebun dan sawah, excavator tersebut juga dapat membantu warga untuk menggali sumur dan kolam ikan bahkan embung.

Ketua Kelompok Tani Hadiaan, Adrianus Heuk Atok (30) warga RT 01, RW 01 Dusun Weberliku-Kota Foun, Desa Tuku Neno, Kecamatan Tasifeto Barat ketika ditemui media ini mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah Kabupaten Belu dalam hal ini Bupati Belu, Willybrodus Lay yang telah membantu warga dengan bantuan excavator untuk olah lahan secara gratis.

Excavator kata Adrianus yang dibantukan untuk olah lahan warga tidak dibayar atau gratis.

"Kita masyarakat tidak mampu sewa excavator jadi tidak bayar (gratis). Kami bersyukur pemerintah bantu begini masyarakat dong bisa senang," ungkap Adrianus kepada gerbangntt.com, Kamis (24/09/2020).
Salah satu lahan miring dan embung kecil milik warga Tukuneno yang dikerjakan excavator
Menurut Adrianus, excavator yang dibantukan selama sebulan lebih untuk warga petani di Desanya untuk buka lahan baru, embung dan terasan (trap) karena tanah bukit yang semuanya dikerjakan secara gratis.

"Kalau tidak salah waktu exca operasi di sini satu bulan satu minggu. Ini untuk bantu masyarakat, pembersihan lahan, angkat pematang, terasan dan embung. Lahan milik warga secara pribadi dan juga kelompok, kita paling hanya bantu isi solar, tanggung makan minum dan rokok untuk operator," katanya.

Ditanya terkait protes sejumlah Anggota DPRD Belu yang berakhir ricuh lantaran niat baik Bupati Lay membantukan excavator untuk digunakan seluruh warga Belu, Adrianus mengaku menyesal dengan sikap protes DPRD Belu tersebut.

Ia menuturkan, harusnya sebagai wakil rakyat patut bersyukur dengan niat baik Bupati yang sudah membantu warga petani.

"Ini bersyukur Bupati sudah langsung bantu begitu, DPR masih bertele-tele. Saya dengar baru-baru (ricuh saat RDP) hanya kita masyarakat ini kan tidak tau. Kita menyesal karena pemerintah bantu ini dengan segenap hati dan tulus hati, bukan mau kasi susah masyarakat, banyak yang senang," tuturnya.

Hal senada disampaikan petani di Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat ketika ditemui secara terpisah, Kamis (24/09/2020) sore.

Ketua Kelompok Ikan Air Tawar Sinar Buitasik-Bakustulama, Yosep Berek mengaku menyesal dengan protes sejumlah DPRD Belu terhadap excavator bantuan KKP yang dibantukan untuk mengolah lahan di wilayah tersebut.
Sumur milik warga Bakustulama hasil galian excavator yang sudah dimanfaatkan
"Sebenarnya Dewan itu menjadi tim mediasi antara pemerintah dengan kelompok, karena pengaduan dari kelompok. Barang (exca) ini kan Pak Bupati yang bantu ke sini (Bakustulama) untuk olah lahan," ungkap Yoseph diamini Kepala Dusun Asora, Paskalis Luan.

Yoseph yang adalah Mantan Kepala Desa Bakustulama ini mengemukakan masyarakat petani sangat terbantu dengan exca tersebut. Tidak saja petani di Desa Bakustulama, tetapi juga warga petani lain di se-Kecamatan Tasifeto Barat.

"Kita kapan hari itu exca gali ada 32 kolam ikan, embung ada 5 dan sumur juga 5. Kerja di sini masyarakat banyak yang minta tolong buat sumur, pematang sawah. Tanah luas baru excavator bikin petak. Semua gratis tidak bayar, hanya isi solar, makan minum dan rokok untuk operarot. Kami masyarakat tidak mampu bayar sewa excavator," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Belu, Willybrodus Lay telah menjelaskan bahwa sesuai proposal, excavator bantuan KKP itu dapat dibantukan untuk warga Belu lainnya yang membutuhkan.

Penjelasan Bupati Lay disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Lintas Komisi DPRD Belu bersama Kelompok Tani Nelayan St. Stella Maris Atapupu di ruang sidang utama DPRD Belu, Senin (21/09/2020) lalu.

Menanggapi penjelasan Bupati Lay dalam RDP tersebut, sejumlah Anggota DPRD Belu diantaranya Thedorus Seran Tefa, Benedictus Hale dari fraksi Golkar dan Benedictus Manek, Aprianus Hale dari fraksi NasDem menilai dan mengkritisi kesalahan administrasi dan manfaat bantuan yang tidak tepat sasaran karena bertolak belakang dengan juknis yang ada.

Dalam juknis, sejumlah Anggota DPRD Belu itu berpendapat bahwa harusnya bantuan excavator bantuan KKP atas usulan (proposal) Kelompok Tani Nelayan St. Stella Maris Atapupu itu harus diserahkan kepada kelompok dan menjadi kewenangan kelompok untuk pemanfaatannya.

Namun, RDP tersebut berakhir ricuh lantaran tidak saling dengar dan saling interupsi antara sesama Anggota DPRD Belu hingga Ketua DPRD Belu, Jeremias Manek Seran Jr selaku pimpinan RDP menutup rapat.

Untuk diketahui, selain membantu warga petani di Kecamatan Tasbar, excavator yang dipolemikkan tersebut juga dibantukan untuk mengolah lahan pertanian, menggali sumur dan embung warga dan petani yang ada di beberapa Kecamatan di Kabupaten Belu.

[No/G-Ntt]
Lebih baru Lebih lama