Parpol Pengusung Paket SAKTI Tolak Isu Lawan Kotak Kosong

Malaka, GerbangNTT. Com - Partai politik (parpol) yang mengusung Paket SAKTI, tagline pasangan bakal calon Bupati (Bacabup), Dr. Simon Nahak, SH, M.H dan Wakil Bupati (Bacawabup), Louise Lucky Taolin, S. Sos yang akrab dikenal Kim Taolin (SN-KT) menolak isu lawan kotak kosong menjelang gong tarung politik Pilkada Malaka ditabuhkan.

Pengurus pusat DPP PKB, Yucun Lepa mengatakan tidak akan terjadi tarung politik lawan kotak kosong pada Pilkada Malaka. Alasannya, lawan kotak kosong mengindikasikan tidak adanya proses demokrasi di Kabupaten Malaka.

Pernyataan ini disampaikan Yucun yang juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Provinsi NTT itu kepada wartawan di Betun saat melakukan kunjungan kerja (kunker) dalam rangka menjalankan tugas partai di Kabupaten Malaka, beberapa waktu lalu.

Secara organisasi partai, kata Yucun proses penjaringan dan penyaringan yang dilakukan parpol menandakan tidak adanya peluang akan terjadi tarung politik lawan kotak kosong di Pilkada.

"Kami (PKB-red) sudah lakukan itu dalam mekanisme internal partai. PKB usul tunggal pasangan Simon Nahak-Kim Taolin," sebut Yucun dalam temu kader usai kegiatan penyaluran bantuan Covid-19 di Malaka, belum lama ini.

Hal senada ditegaskan Hendrikus Fahik Taek selaku Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Malaka dalam pernyataannya saat konferensi pers yang berlangsung di Kupang, Kamis (09/07/2020).

Hendrik, demikian akrab disapa mengatakan PKB sama sekali tidak menghendaki agar terjadi lawan kotak kosong di Pilkada Malaka. Itulah sebabnya, penjaringan dan penyaringan internal partai dilakukan untuk proses demokrasi yang menghasilkan pemimpin Kabupaten Malaka yang lebih baik.

Bersama PSI dan Perindo, PKB sudah pasti mengusung pasangan SN-KT di Pilkada Malaka. Pasangan SN-KT menjadi paket pertama yang memenuhi syarat parpol yang dituntut KPU untuk mendaftar dan bertarung di Pilkada Malaka.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Kabupaten Malaka, Marianus Fatin isu lawan kotak kosong sengaja ditiupkan pihak tertentu untuk mempengaruhi opini publik.

Namun, kata Marianus tanpa disadari isu itu mematikan dinamika politik dan demokrasi di Kabupaten Malaka jelang Pilkada 9 Desember mendatang. Padahal, demokrasi itu sesungguhnya proses untuk menentukan pemimpin yang lebih baik ke depan.

"Bagaimana mungkin, partai yang disebut arsitek pembangunan bisa tinggal diam ketika suatu pesta demokrasi berlangsung. Sudah pasti, partai-partai politik terlibat. Karena, demokrasi itu pestanya partai politik," jelas Marianus.

[Tim/G-Ntt]
Lebih baru Lebih lama