Embung Haekrit 9 Milyar Rusak, Kontraktor Akui dan Akan Perbaiki

Atambua, GerbangNTT. Com - Kontraktor pekerjaan rehabilitasi Embung Haekrit di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Perbatasan RI-Timor Leste mengakui terjadi kerusakan pada proyek tersebut.

Namun demikian, proses pengerjaan proyek yang menelan anggaran 9 Milyar lebih itu belum selesai dikerjakan dan kerusakan yang terjadi akan diperbaiki.

Kuasa Direktur PT Pubagot Jaya Abadi selaku kontraktor, Ramos Taek Berek menyampaikan hal itu ketika menghubungi media ini terkait pemberitaan media ini tentang kerusakan embung tersebut, Sabtu (18/04/2020).

"Kalau itu perbaikan saja.
Pekerjaan juga belum selesai karena dua tahun pelaksana, multi-years. Yang rusak itu hanya inisiatif saja, tidak ada dalam item pekerjaan, kalau saya lihat di foto pecah, kita coba tempel. Itu sudah pecah dari atas dalam. Mungkin tahun depan baru ada anggaran lagi," ungkap Ramos ketika menghubungi media ini melalui sambungan telepon selulernya, Sabtu (18/04/2020).

Kerusakan pada Spillways jelas Ramos karena pihaknya saat itu baru satu minggu kerja kelompok tani sudah buka air jadi patah.

"Padahal kita tidak kasih ijin mereka buka, cor ini kan kering harus makan waktu 2-3 bulan. Tapi ya mau bagaimana lagi, kita kerja ulang. Ini juga belum serah terima, belum bayar yang sudah bayar baru 60%," terang Ramos.

Proyek rehab embung itu tambah Ramos dikerjakan selama dua tahun sejak tahun lalu dan tahun ini (2019-2020). Dan saat ini, pihaknya belum bisa melanjutkan pekerjaan karena adanya wabah Virus Corona.

"Proyek dua tahun sejak tahun lalu sampe tahun ini. Belum serah terima karena tukang tidak berani masuk kerja karena virus. Dua tahun kerja, multi-years, bulan depan baru kita proses pembayaran," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pekerjaan rehabilitasi Embung Haekrit di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Perbatasan RI-Timor Leste nampak sudah rusak berat.

Padahal, proyek rehab yang menelan anggaran 9,1 milyar lebih yang bersumber dari APBN tahun 2019 itu baru saja selesai di kerjakan pada akhir tahun 2019 lalu.

Pantauan media ini, Sabtu (18/04/2020) di lokasi, nampak proyek embung milyaran dengan sumber dana Dois Phase II itu rusak berat.

Kerusakan terjadi pada Spillways sebagai kontrol arus dari embung menuju hilir tepatnya bagian dasar dibawah jembatan kecil di lokasi embung.

Nampak dinding atau badan spillways juga sudah rusak karena retak atau pecah.

Diketahui pada papan proyek, tertera proyek ini dikerjakan oleh PT Pubagot Jaya Abadi dengan anggaran yang bersumber dari Dois Phase II-DIPA: Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Nusa Tenggara II tahun anggaran 2019.

Waktu kontrak tertanggal 05 Agustus 2019 hingga 05 Desember 2019.

Belum diketahui siapa Pimpinan atau Kepala Proyek itu sehingga belum berhasil dihubungi media ini.

Sesuai informasi di papan proyek, kantor PT selaku kontraktor beralamat di Rukan Ujung Menteng Bussiness Center Blok A 39 Lantai II No 202, Jln. Raya Hamengkubuwono IX Ujung Menteng Cakung-Jaktim.

Untuk diketahui, Embung Haekrit ini luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 19 kilometer (km) persegi dan panjang tanggul 220 meter, tinggi tanggul 16,50 meter dengan daya tampung 2,6 juta meter kubik dan luas genangan mencapai 62 ha.
Embung ini bisa melayani 200 hektare (Ha) lahan pertanian dan air baku 30 liter per detik.

[No/G-Ntt]
Lebih baru Lebih lama