Kisah Perempuan Belu dan Likurai Dipentaskan di 9 Negara, Wabup Belu Terharu

Atambua, GerbangNTT. Com - Kisah kehidupan perempuan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT),  Perbatasan RI-Timor Leste dan Likurai mulai dipentaskan enam putri penari Likurai asal Kabupaten Belu di Jakarta dan 9 negara Asia, Australia dan Eropa.

Keenam penari yang mementaskan tarian Likurai tersebut diantaranya Cindy, Rini, Evi Enjel, Ita dan Fili.

Pementasan perdana tari kontemporer bertitel "Ibu-Ibu Belu-Bodies of Borders" di gelar dihadapan Komunitas Salihara, Jakarta Selatan, Kamis (06/02/2020) lalu.

Hadir menyaksikan langsung pementasan perdana itu, Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan, Anggota DPRD Belu, Frans Zaka, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Jonisius R. Mali, Kadis Kominfo Johanes Andes Prihatin, Kadis Pariwisata, Fredik Bere Mau dan Kabag Umum Setda Belu, Yustinus Loko.

Tarian yang diangkat dari ritual budaya Belu ini dipentaskan oleh enam penari yang semuanya perempuan dengan koreografer Maestro Tari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Eko Supriyanto.

Karya ini mengeksplorasi gerak, irama, nyanyian dan tenun (kain tradisi setempat).

Melalui materi-materi tersebut Eko menciptakan bentuk-bentuk manifestasi tari Likurai yang mengandung ciri khas masyarakat Timor saat ini yang terpisah secara politik, antara NTT dan Timor Leste.

Ingatan tersebut menubuh dalam enam penari setempat yang salah satunya berasal dari Timor-Timur (Timor Leste) dan sejarah kehidupan mereka yang diekspresikan dalam Likurai.

Kedua hal tersebut secara paradoks menunjukkan bahwa tubuh menghadapi tantangan batas-batas politik, namun dalam waktu yang sama juga mengalami keterpisahan.

Pementasan yang berlangsung selama dua hari yaitu 6-7 Februari itu mendapatkan sambutan yang luar biasa dari penonton.

Terbukti, tiket masuk teater dengan kapasitas 300 kursi di tempat pementasan seni ini sudah sold out sejak beberapa hari yang lalu.

Setelah penampilan di Komunitas Salihara, Ibu-Ibu Belu-Bodies of Borders ini dijadwalkan akan memulai tour dunianya di Asia, Australia, dan Eropa sepanjang tahun 2020.

Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan mengatakan, pementasan ini terinspirasi dari tarian Likurai yang diperkaya dengan gerak dan gaya teater hasil modifikasi untuk layak pentas.

Menurut Wabup Ose Luan, pementasan akan berlangsung di 12 titik di 9 negara se Asia, Australia dan negara  Eropa.

"Untuk sementara sesuai informasi akan ada pentas di 12 titik di kurang lebih 9 negara di Asia, Australia dan Eropa," kata Wabup Ose Luan ketika dikonfirmasi melalui pesan Whatsappnya, Sabtu (08/02/2020) petang.

Pementasan di luar negeri jelas Wabup Ose Luan akan berlangsung di Jepang pada 12 Februari dan Australia pada 28-29 akhir Februari ini.

"Malam ini dari 6 penari tersebut, 5 orang dengan tim dari ISI Solo akan terbang ke Jepang dan rencana pentas pada tanggal 12 nanti dan akan kembali tanggal 15 Februari. Sementara penari atas nama Ita sudah kembali tadi dan akan bergabung kembali saat ke Australia pada 28-29 Februari," jelas Wabup.

Mantan Sekda Belu itu menuturkan, dirinya merasa bangga terapi juga sangat terharu karena tarian yang begitu sederhana diangkat ke pentas nasional dan internasional.

Pemerintah Kabupaten Belu tambah Wabup menyampaikan terima kasih kepada semua pihak dan kementerian pariwisata yang telah mendukung kisah perempuan perbatasan dan tarian Likurai sehingga dapat di pentaskan di luar negeri.

"Terimakasih terlebih Mas Eko dan kawan-kawan juga manager project pentas, pihak  kementerian pariwisata yang mengsuport kegiatan tersebut dan semua pihak," pintanya.

Untuk diketahui, pementasan ini merupakan kerjasama Pemerintah Kabupaten Belu dengan Ekos Dance Co dan didukung oleh Asia TOPA (Melbourne, Australia), SPRING Festival (Utrecht, Belanda), Teater Im Pumpenhaus (Munster, Jerman), TPAM – Performing Arts Meeting in Yokohama (Yokohama, Jepang), Komunitas Salihara (Jakarta, Indonesia), Ratnasari Langit Pitu (Jakarta).

[No/G-Ntt]
Lebih baru Lebih lama