![]() |
Eurico Guterres saat berada di lokasi usaha peternakan miliknya |
Alasan perihal pengunduran dirinya dari satu-satunya wadah perjuangan WNI Kelahiran Timor-Timur yang masih menetap dan memilih menjadi WNI di Indonesia tersebut lantaran Guterres ingin fokus dengan pekerjaannya.
"Benar saya mundur diri dari Ketum Untas, tgl 7 Mei 2019 lalu. Alasannya, karena pertimbangan keluarga dan saya ingin fokus di usaha saya yang baru dirintis," kata Guterres begitu akrap disapa ketika dihubungi gerbangntt.com melalui pesan WhatsAppnya, Kamis (06/06/2019) pagi.
Guterres mengaku, usaha yang Ia rintis saat ini adalah
usaha peternakan sapi yang tengah dikembangkan di Oesao, Kecamatan Kupang
Timur, Kabupaten Kupang, Timor Barat.
“Saya harus fokus sehingga bisa kembangkan usaha
peternakan yang saya rintis di Oesao,” sebut Guterres.
Usaha peternakan sapi itu jelas Guterres baru dirintisnya
sejak Maret 2018 lalu.
Jenis sapi yang diternaknya kata Guterres adalah sapi
Bali dan sapi Ongole yang merupakan sapi yang berasal dari india tetapi banyak
ditemukan juga di Indonesia.
Geluti usaha ternak sapi itu diproyeksi Guterres karena kebutuhan
daging sapi di pasar Indonesia yang terpenuhi dari peternak local cukup tinggi ketimbang
mengandalkan impor.
“Kita sudah kirim ke Surabaya dan Jakarta. Jawa,
khususnya DKI Jakarta, menjadi daerah utama untuk menyerap daging sapi dari
NTT,” terang Guterres.
![]() |
Sapi jenis Ongole |
Kedepan tambah Guterres, dengan mempertimbangkan kawasan
NTT secara spesifik memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
(peternak) yang sangat mendukung, Ia merencanakan akan meningkatkan usaha
peternakannya di beberapa daerah lainnya.
“Sampai dengan hari ini total karyawan 72 orang mayoritas
anak-anak lulusan Politani Kupang dengan gaji sesuai UMP Propinsi. Rencana buka
lagi di Sumba dan Belu dengan mengoptimalkan kawasan baru yang berpotensi,” sebut
Guterres
Diberitakan sebelumnya, pengunduran Eurico Guterres dari
Ketum Untas disampaikan secara tertulis melalui surat perihal "Berhenti
dari Ketua Umum Untas" yang ditujukan kepada Ketua Dewan Konsultatif Untas
tertanggal 7 Mei 2019.
Guterres mengaku berterima kasih kepada Untas yang telah
memberikan kesempatan kepada dirinya selama kurang lebih 10 tahun untuk
memimpin Untas.
Mantan Panglima Pejuang Pro Integrasi itu juga meminta
maaf kepada Pengurus DPP, DPW, DPD Untas dan seluruh kader Untas lainnya, bahwa
apabila selama 10 tahun memimpin Untas, telah berbuat salah baik yang disengaja
maupun tidak disengaja.
Bersamaan, Guterres menunjuk Ketua Dewan Konsultatif
Untas, Filomeno J. Hornay sebagai Karetaker Ketua Umum Untas sekaligus diberi
tugas untuk mempersiapkan penyelenggaraan Kongres Untas ke-4 untuk memilih dan
menetapkan Ketua Umum Untas definitif.
Ia berharap Organisasi Untas terus berjuang dan sukses
membawa warga Untas menuju masa depan lebih baik di Indonesia.
[g-ntt/mp]
Post A Comment: