Dua Tahun Pimpin RSUD, Direktur Ansila: Kita Terus Benahi

ATAMBUA, GerbangNTT. Com - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua, dr. Ansila Eka Mutty terus melakukan pembenahan di semua bidang untuk meningkatkan pelayanan yang prima terhadap kesehatan masyarakat.

Sejak dipercaya memimpin rumah sakit plat merah milik Pemerintah Kabupaten Belu dua tahun lalu hingga saat ini, evaluasi terus dilakukan untuk dapat meningkatkan semangat kerja dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Hal ini disampaikan Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua, dr. Ansila Eka Muti kepada wartawan di Atambua, Kabupaten Belu, Timor Barat, Perbatasan RI-Timor Leste, Sabtu (25/05/2019).

Dokter Ansila begitu akrab disapa mengemukakan, upaya pembenahan yang dilakukan mulai dari fasilitas hingga pelayanan di setiap bidang.

Selain itu, pembenahan terhadap profesionalisme tenaga medis (SDM) untuk melayani juga terus dilakukan. Termasuk hak (Tunjangan Kinerja) baik tenaga fungsional murni maupun bagian penunjang.

“Kalau dulu semua hal saya ikuti (kontrol), bahkan sampai angkat sampah saya ikuti. Sekarang sudah hampir 7-8 bulan ini saya sudah mulai lepas. Saya berusaha dan berharap satu tahun lagi sudah bisa lepas sama sekali, artinya semua bekerja secara professional melaksanakan kewajibannya tanpa harus terus menerus dikontrol pimpinan,” katanya.

Memang, Dokter Ansila menuturkan di tengah upaya untuk menghadirkan kesempurnaan pelayanan, senantiasa datang yang namanya complain dan keluhan dari masyarakat sebagai pasien.

“Kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Tapi kita tetap terus berusaha untuk memeberikan pelayanan yang terbaik,” tuturnya.

Diakuinya, complain dan keluhan yang sering terjadi menyoal pelayanan terhadap masyarakat pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan BPJS tanggungan pemerintah (Penerima Bantuan Iuran). Termasuk pengelolaan terhadap data KK miskin untuk mendapatkan pelayanan secara gratis.

“Mengenai data ini memang kita sudah koordinasi selama saya menjabat Direktur sudah tiga kali tapi tidak bisa selesai. Karena dananya itu kan (penerima bantuan iuran) ada di Dinas Kesehatan, Dinkes akan mengeluarkan dana itu kalau ada data dari Dinsos. Data dari Dinas Sosial selama ini kan kurang baik. Jadi dinas kesehatan tidak mengeluarkan uang. Nah ini sasarannya di kami (Rumah Sakit). Karena masyarakat datang berobat. Bagi kami begitu masyarakat datang berobat, ada kartu ya gratis, kalau tidak ada kartu, tetap bayar,” urai Ansila.

“Sebenarnya tugas kami hanya itu. Selama ini karena ngurus begitu, jadi kesannya administrasi berbelit-belit,” sambungnya.

Ketika disinggung terkait kelambanan pelayanan dokter di Unit Gawat Darurat (UGD), Jelas Direktur Ansila bahwa prosedur setiap Rumah Sakit di UGD menganut sistem triase gawat darurat medis.

Dimana, dokter dan tim diharuskan untuk mendahulukan pasien yang kondisinya lebih gawat.

”Pelayanan di UGD tidak lama, kita ada namanya sistem triase. artinya yang parah yang harus di dahulukan,” pintanya.

Kedepan tambah Direktur Ansila berharap, pengelolaan dan pelayanan RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua akan terus di benahi demi menghadirkan pelayanan yang terbaik demi menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama