Jelang Idul Fitri 2018, Ini Empat Potensi Kerawanan

GerbangNTT. Com, ATAMBUA - Untuk memberikan rasa aman dan nyaman menjelang dan saat perayaan idul fitri 1439 H tahun 2018 nanti khususnya di Kabupaten Belu dan Malaka, sinergitas Polri, TNI, Pemkab dan seluruh stakeholder perlu ditingkatkan.

Sinergitas dilakukan melalui apel gelar pasukan operasi ketupat turangga 2018 yang berlangsung di Lapangan halaman depan Mako Polres Belu, Rabu (06/06/2018) dan dipimpin langsung Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing.

Hadir dalam apel gelar pasukan tersebut, Wakil Bupati Belu Drs. J.T Ose Luan, Kasdim 1605/Belu Mayor Inf Binsar Pasaribu, Danyonif RK 744/Syb Letkol Inf Bima Santoso, Dansatgas Pamtas Sektor Timur Yonif 743/Psy Mayor Inf I Putu Tangkas Wiratawan, Asisten I Sekda Malaka Zakarias Nahak, Pimpinan OPD Kab Belu dan Malaka, Para Tokoh lintas Agama, Para Kabag Dan Kasat polres belu, Para Kapolsek Jajaran Polres Belu dan undangan lainnya.

Dalam amanatnya, Kapolres Belu Christian Tobing selaku Inspektur Apel mengatakan Apel gelar pasukan ini merupakan salah satu operasi kepolisian terpusat (Operasi Ketupat) Tahun 2018 yang dilasanakan secara serentak di seluruh Polda jajaran selama 18 hari mulai tanggal 7-24 Juni 2018.
"Operasi ketupat ini melibatkan sebanyak 173.397 personel pengamanan gabungan yang terdiri dari unsur Polri, TNl, Pemda serta stakeholders terkait dan elemen masyarakat lainnya," kata Kapolres Tobing.

Menurut Kapolres Tobing, menjelang dan saat perayaan hari raya idul fitri nanti terdapat 4 potensi kerawanan yang harus diwaspadai bersama diantaranya stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan.

"Pada tahun 2017 secara umum stabilitas harga pangan dapat terjaga dan tidak terjadi kelangkaan bahan pangan. Hal itu dapat diwujudkan berkat kerjasama dari semua instansi terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) maupun Satgas Pangan Polri," ujarnya.

Kerawanan lain jelas Kapolres seperti permasalahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik. Potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, seperti curat, curas, curanmor, copet, pencurian rumah kosong, begal dan hipnotis.

"Untuk itu, para Kasatwil diharapkan dapat mengambil langkah pre-emtif maupun preventif yang diperlukan sehingga bisa menekan potensi yang ada," tukasnya.

Selain itu terdapat potensi ancaman tindak pidana terorisme yang harus diantisipasi.

"Guna mengantisipasi potensi aksi terorisme, perlu terus meningkatkan kegiatan deteksi intelijen yang diimbangi dengan upaya penegakan hukum secara tegas (praemtif strike) melalui optimalisasi peran Satgas Anti Teror," pungkasnya.

[g-ntt/mp]
Lebih baru Lebih lama