Hal ini disampaikan Direktur Layanan dan Pemanfaatan Arsip Nasional, Bambang Subowo dalam sambutannya saat acara pembukaan pameran arsip nasional yang diselenggarakan di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Belu, Senin (23/10/2017) pagi.
Dijelaskannya, pameran arsip nasional yang dilaksanakan di Kabupaten Belu merupakan salah satu kegiatan kearsipan nasional yang tidak lain adalah implementasi misi arsip nasional untuk memberikan akses arsip kepada publik.
"Pameran arsip nasional bersumber dari khazanah arsip yang tersimpan di Arsip Nasional RI (ANRI) terutama yang berkaitan dengan sejarah, politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan dan infrastruktur," tuturnya.
Diharapkan, pameran arsip nasional yang dilaksanakan saat ini menjadi sumber data primer untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Belu, Patrisius Asa mengatakan tidak boleh menganggap sepele soal urusan perpustakaan dan kearsipan karena penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan berwibawa dicapai melalui penataan arsip yang lebih baik.
"Tanpa tertib arsip, tidak mungkin pemerintahan itu bersih. Tadi, kita pamerkan juga arsip sejarah kunjungan mantan Presiden Soekarno ke Atambua pada tahun 1954, dan dokumen surat keputusan pengangkatan El Tari sebagai gubernur pertama NTT," pintanya.
Acara pembukaan pameran arsip nasional dilanjutkan dengan peninjauan dokumen arsip sejarah Belu dan NTT oleh Bambang Subowo dan disaksikan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah di antaranya Kadis Sosial, Alfredo Amaral, Kadis Perindag, Florianus Nahak, Kadis Nakertrans, Arnol Bria Seo, Kadis Peternakan, Lorens Kiik Nahak, Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Joica Manek dan para kepala sekolah dan siswa SMP dan SMA di Kota Atambua.
[g-ntt/mp]
