Malaka, GerbangNTT. Com - Pelajar SMA Plus Santo Albertus Agung mengggelar kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP) dengan menanam pohon kelor di kompleks Gereja Katolik Paroki Santa Maria Fatima Betun.
Wakil Kepala Sekolah SMA Plus Weleun, Dra. Vianelda Nahak kepada wartawan di sela-sela kegiatan penanaman kelor, Kamis (19/3/20) mengatakan penanaman pohon kelor yang dilakukan para guru dan siswa di kompleks Gereja Katolik Betun merupakan bagian dari kegiatan APP.
Dijelaskan, warga belajar SMA Plus Weleun terlibat dalam kegiatan APP 2019 sebagai wujud penghayatan imannya ketika memasuki Masa Prapaska. Di Masa Prapaska, setiap orang beriman khususnya para siswa dan guru perlu silih dosa melalui ibadah dan kerja nyata.
Lewat penanaman kelor sebagai wujud kegiatan APP, warga belajar dilatih dan dibina karakternya untuk menjadi sosok yang memiliki mentalitas, spiritualitas dan kerohanian.
Selain itu, penanaman kelor juga menjadi salah satu bagian kegiatan ekstra kurikuler dalam membina dan menumbuhkan sikap anak untuk bertanggungjawab, bekerja sama dan tidak egois dalam relasinya dengan orang lain.
Terpisah Kepala Sekolah SMA Plus Santo Albertus Agung Weleun, Yohanis Mau Fahik, S. Ag, MM kepada wartawan, Jumat (20/03/2020) mengatakan rangkaian kegiatan-kegiatan rohani baik di yang dilaksanakan sekolah maupun di Gereja Betun merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti seluruh warga belajar.
Dalam Masa Prapaska, warga SMA Plus Weleun melaksanakan ibadah Jalan Salib di sekolah. Sedangkan kegiatan rutin mingguan yang dilaksanakan yakni ibadah Hari Minggu dan kerja nyata. Semuanya bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai Remaja Cinta Gereja.
[No/G-Ntt]
Wakil Kepala Sekolah SMA Plus Weleun, Dra. Vianelda Nahak kepada wartawan di sela-sela kegiatan penanaman kelor, Kamis (19/3/20) mengatakan penanaman pohon kelor yang dilakukan para guru dan siswa di kompleks Gereja Katolik Betun merupakan bagian dari kegiatan APP.
Dijelaskan, warga belajar SMA Plus Weleun terlibat dalam kegiatan APP 2019 sebagai wujud penghayatan imannya ketika memasuki Masa Prapaska. Di Masa Prapaska, setiap orang beriman khususnya para siswa dan guru perlu silih dosa melalui ibadah dan kerja nyata.
Lewat penanaman kelor sebagai wujud kegiatan APP, warga belajar dilatih dan dibina karakternya untuk menjadi sosok yang memiliki mentalitas, spiritualitas dan kerohanian.
Selain itu, penanaman kelor juga menjadi salah satu bagian kegiatan ekstra kurikuler dalam membina dan menumbuhkan sikap anak untuk bertanggungjawab, bekerja sama dan tidak egois dalam relasinya dengan orang lain.
Terpisah Kepala Sekolah SMA Plus Santo Albertus Agung Weleun, Yohanis Mau Fahik, S. Ag, MM kepada wartawan, Jumat (20/03/2020) mengatakan rangkaian kegiatan-kegiatan rohani baik di yang dilaksanakan sekolah maupun di Gereja Betun merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti seluruh warga belajar.
Dalam Masa Prapaska, warga SMA Plus Weleun melaksanakan ibadah Jalan Salib di sekolah. Sedangkan kegiatan rutin mingguan yang dilaksanakan yakni ibadah Hari Minggu dan kerja nyata. Semuanya bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai Remaja Cinta Gereja.
[No/G-Ntt]
