Komunitas Relawan Sungai di Kabupaten Belu ini melibatkan 1000 orang dari semua unsur lapisan masyarakat.
Demikian Kepala BPBD Kabupaten Belu, Alfons Kehi S.Ip dalam sambutannya pada kegiatan sosialisasi dan sekolah sungai yang digelar di Kantor BPBD Kabupaten Belu, Kelurahan Tulamalae Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Timor Barat, Terbatasan RI-RDTL, Kamis (09/11/2017).
"Mereka yang terlibat dalam komunitas ini minimal memiliki keterampilan dasar untuk menanggulangi banjir di daerah bencana. Karena itu, BPBD mengadakan sekolah sungai untuk tiga hari ke depan," ujar Alfons.
Pembentukan komunitas ini jelas Alfons sanggat penting karena penanggulangan bencana akan efektif bila diawali dengan gerakan pengurangan resiko bencana dibandingkan kegiatan yang sifatnya represif setelah terjadinya bencana.
"Gerakan membentuk komunitas relawan sungai ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Belu saja, tapi juga di 126 kabupaten/kota di Indonesia. Pembentukan Relawan sungai ini dapat bekerja membantu mengurangi bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Belu," tuturnya.
Melalui kegiatan pembentukan dan pengembangan komunitas reelawan sungai ini, Alfons berharap agar peserta dapat menindaklanjuti materi dan pengetahuan yang diperoleh lewat sosialisasi sekolah sungai ini keoada warga di kelurahannya masing- masing untuk bekerjasama dengan Pemerintah setempat dalam upaya menjaga lingkungan serta tempat tinggal khususnya lingkungan tempat tinggal warga sepanjang aliran atau bantaran sungai.
"Untuk menjaga kemungkinan terjadinya bencana banjir, diharapkan masyarakat untuk menjaga aliran sepanjang bantaran sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan serta berupaya menindaklanjuti dengan cara membersikanya dan memanfaatkan potensi bantaran sungai sebagai tempat rekreasi dan bersantai Ria bersama keluarga kalau aliran sungai tersebut tetlihat bersih dan sehat," pintanya.
[g-ntt/mof]
