NVIDIA Hadapi Isu Konsentrasi Pelanggan, CEO Jensen Huang Redam Kekhawatiran Gelembung AI

NVIDIA Hadapi Isu Konsentrasi Pelanggan, CEO Jensen Huang Redam Kekhawatiran Gelembung AI

Di tengah pertumbuhan pendapatan yang fenomenal, NVIDIA menghadapi sorotan tajam terkait ketergantungannya pada sejumlah kecil pelanggan. Laporan terbaru menunjukkan bahwa hampir 40% dari pendapatan perusahaan pada kuartal kedua berasal hanya dari dua klien utama. Menanggapi kekhawatiran pasar yang lebih luas tentang potensi gelembung teknologi (AI bubble), CEO Jensen Huang tampil dengan optimisme tinggi, menegaskan bahwa revolusi AI baru saja dimulai.

Sorotan pada Ketergantungan Terhadap Pelanggan Utama

Berdasarkan laporan keuangan yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), NVIDIA mengungkapkan bahwa dua pelanggan terbesarnya memberikan kontribusi signifikan terhadap total pendapatan perusahaan. Laporan tersebut merinci bahwa “Pelanggan A” menyumbang 23% dari total pendapatan, sementara “Pelanggan B” berkontribusi sebesar 16%. Jika digabungkan, kedua entitas ini menyumbang 39% dari seluruh pendapatan NVIDIA pada kuartal kedua.

Kondisi ini memicu perdebatan baru mengenai sejauh mana pertumbuhan eksplosif NVIDIA didorong oleh segelintir penyedia layanan cloud raksasa seperti Microsoft, Amazon, Google, dan Oracle. Direktur Keuangan NVIDIA, Colette Kress, sebelumnya menyatakan bahwa operator cloud besar menyumbang sekitar 50% dari pendapatan pusat data perusahaan. Mengingat bisnis pusat data merupakan 88% dari total pendapatan NVIDIA, kontribusi dari segmen ini menjadi sangat krusial.

Peningkatan Konsentrasi dalam Satu Tahun

Tingkat ketergantungan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal kedua tahun lalu, dua pelanggan terbesar NVIDIA masing-masing hanya menyumbang 14% dan 11% dari total pendapatan, atau 25% jika digabungkan. Ini berarti terjadi lonjakan konsentrasi sebesar 14 poin persentase hanya dalam kurun waktu satu tahun.

Dalam laporannya, NVIDIA menyatakan, “Sebagian pelanggan kami berkontribusi pada porsi absolut dari pendapatan kami,” dan menambahkan, “Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut untuk sementara waktu.” Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan menyadari dan mengantisipasi struktur pendapatan ini akan bertahan di masa mendatang.

Misteri Identitas dan Status Pelanggan

Meskipun ada spekulasi kuat, identitas “Pelanggan A” dan “Pelanggan B” tidak diungkapkan secara publik. Laporan keuangan NVIDIA mengklasifikasikan keduanya sebagai “pelanggan langsung.” Istilah ini merujuk pada perusahaan yang membeli chip NVIDIA untuk merakit sistem atau papan sirkuit lengkap, yang kemudian mereka jual ke operator pusat data. Pelanggan ini berbeda dengan “pelanggan tidak langsung,” yaitu pihak yang membeli sistem jadi dari pelanggan langsung NVIDIA.

Sebagai perbandingan, NVIDIA juga mengungkapkan bahwa dua pelanggan tidak langsung terbesarnya hanya menyumbang sedikit di atas 10% dari total pendapatan. Hal ini memperkuat analisis bahwa ketergantungan utama NVIDIA terletak pada mitra manufaktur atau integrator sistem, bukan langsung pada pengguna akhir di pusat data.

Optimisme CEO Jensen Huang Terhadap Revolusi AI

Menjawab keraguan pasar, CEO Jensen Huang secara terbuka menepis narasi gelembung AI yang diutarakan oleh beberapa tokoh teknologi, termasuk CEO OpenAI Sam Altman. Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Huang menyebut AI sebagai “revolusi industri baru” dan menyatakan bahwa “perlombaan AI telah dimulai.”

Ia memproyeksikan bahwa investasi dalam infrastruktur AI akan mencapai antara $3 triliun hingga $4 triliun pada tahun 2030. “Target ini masuk akal untuk lima tahun ke depan, mengingat para hyperscaler (penyedia cloud skala besar) telah melakukan investasi besar-besaran senilai $600 miliar tahun ini dan akan terus berinvestasi,” jelasnya. Pernyataan ini dikeluarkan setelah rilis kinerja kuartal kedua, yang ironisnya diikuti oleh sedikit penurunan harga saham karena investor mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan di masa depan.

Reaksi Pasar dan Prospek ke Depan

Pernyataan percaya diri dari Huang dinilai berhasil meredakan sebagian kekhawatiran di pasar. Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, menyatakan bahwa meskipun ada tantangan dari Tiongkok, revolusi AI telah memasuki fase pertumbuhan berikutnya. Media internasional seperti Reuters dan The Guardian juga melaporkan bahwa Huang berhasil menunjukkan keyakinan di tengah kelelahan pasar terhadap investasi AI.

Dampaknya terlihat pada indeks pasar yang lebih luas. Meskipun saham NVIDIA sedikit terkoreksi, indeks S&P 500 justru naik 0,32% ke level 6.501,86, menandai pertama kalinya indeks tersebut menembus level 6.500 dan mencetak rekor tertinggi selama dua hari berturut-turut. Indeks Nasdaq yang berfokus pada saham teknologi juga ditutup menguat 0,53%. Namun, suara-suara skeptis tetap ada. Beberapa investor khawatir bahwa momentum booming AI mulai melemah, yang dapat membuat saham perusahaan bernilai tinggi seperti NVIDIA menjadi rentan terhadap volatilitas.