Musim Hujan NTT Terlambat, Masyarakat dan Pemerintah Setempat Diimbau Bersiap



KUPANG - Berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II NTT (02/10/2023), dinyatakan bahwa awal musim hujan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi akan mengalami keterlambatan. 

Penyebab utama keterlambatan tersebut adalah fenomena El Niño yang diperkirakan akan bertahan hingga tahun 2024 dan fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) yang tetap positif hingga akhir tahun ini.

"El Niño diperkirakan akan tetap berada pada tingkat moderat hingga Desember 2023, bahkan mungkin hingga Januari dan Februari 2024," ungkap sumber dari BMKG. Fenomena IOD positif, bersamaan dengan El Niño, diyakini sebagai kombinasi yang berkontribusi pada mundurnya musim hujan di NTT.

Rincian dari BMKG menunjukkan bahwa dari total 28 zona musim hujan di NTT, 9 zona (32 persen) diantaranya, termasuk Kabupaten Sumba Timur, diperkirakan akan memulai musim hujan pada bulan November 2023. Sedangkan 19 zona lainnya (68 persen) diperkirakan akan mengalami awal musim hujan pada bulan Desember 2023. 

Jika dibandingkan dengan rerata klimatologis periode 1991-2020, awal musim hujan di wilayah tersebut, khususnya di Kabupaten Sumba Timur, akan mengalami keterlambatan. Puncak musim hujan sendiri diperkirakan terjadi pada Februari 2024.

Mengingat potensi kemarau panjang, BMKG menghimbau masyarakat dan Pemerintah Daerah Sumba Timur untuk mewaspadai wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan. 

"Kurangnya sumber air bersih, kematian tanaman, dan peningkatan polusi menjadi perhatian utama saat kemarau," tutur BMKG dalam rilisnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Yonathan Marawali dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur menyatakan, "Kami telah mengambil berbagai tindakan untuk mengatasi kemarau panjang ini, terutama terkait dengan persoalan air bersih sebagai kebutuhan dasar yang sangat penting." 

BPBD Kabupaten Sumba Timur juga siap mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. 

"Dalam menghadapi kemarau panjang ini, kami terus melayani kebutuhan masyarakat," ujar Yonathan. 

Ia juga menambahkan bahwa musim kemarau tahun ini dirasakan cukup kuat di Sumba Timur dan di seluruh NTT, sehingga koordinasi dengan berbagai pihak yang siap membantu menjadi sangat penting.

Lebih baru Lebih lama